Di Tengah Kabar Merger, Bank Nobu (NOBU) Optimistis Kredit Tumbuh hingga 20% pada 2023

Bisnis.com,20 Des 2023, 04:33 WIB
Penulis: Arlina Laras
Nasabah mengunjungi salah satu cabang Bank Nobu. /Lippomallkemang.com

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) optimistis pertumbuhan penyaluran kredit bakal mencapai kisaran 15-20% pada 2023, meski di tengah tantangan kenaikan BI Rate dan kondisi regional dan global.

Berdasarkan keterbukaan informasi, manajemen NOBU menyebut ada tiga segmen yang disebut menjadi ‘motor’ dari pertumbuhan kredit perseroan pada 2023 ini. 

[Pertama] pertumbuhan kredit perseroan ditopang terutama oleh segmen consumer, khususnya penyediaan KPR/KPA,” tulis manajemen yang dikutip Bisnis, Selasa (19/12/2023).

Kedua adalah segmen UKM, seperti sektor perdagangan besar dan eceran hingga industri pengolahan. Ketiga, segmen mikro, termasu di dalamnya penyaluran Kredit Usaha Rakyat atau KUR.

Berdasarkan paparan Public Expose, tercatat Bank Nobu telah menyalurkan kredit Rp13,62 triliun pada kuartal III/2023, naik 13,42% dari Rp12 triliun secara tahunan. Adapun, proporsi kredit konsumsi yang didominasi oleh KPR mencapai 54,11% di akhir September 2023.

“Kredit konsumer tumbuh 14,17% year to date yang terutama berasal dari pemasaran produk KPR melalui kerja sama dengan mitra-mitra pengembang Tanah Air,” ungkapnya

Lebih lanjut, pihaknya juga terus mengedepaan aspek kehati-hatian dan portofolio management yang konsisten terhadap penyaluran kredit. Menurutnya, pemilihan sektor industri, pengelolaan portofolio kredit yang optimal dan manajemen risiko yang memadai telah menghasilkan kualitas kredit yang terjaga dari waktu ke waktu.

“Perseroan senantiasa berupaya menjaga tingal rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) di bawah 1%, lebih rendah dibangkan rata-rata industri,” sebutnya. 

Tercatat, NPL gross NOBU berada di level 0,55%, dan NPL nett berada di level 0,41% pada September 2023, keduanya sama-sama naik dari sebelumnya 0,47% dan 0,35%.

Di sisi lain, soal penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), NOBU memproyeksikan perseroan dapat mencapai angka pertumbuhan di kisaran 5-10% untuk tahun 2023 ini.Sebagaimana diketahui, NOBU membukukan laba bersih Rp104,4 miliar, naik 38,41% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III/2023 dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp75,43 miliar. 

Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Bisnis, Rabu (1/11/2023), capaian laba bank didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 16,02% sebesar Rp550,74 miliar pada September 2023 dari sebelumnya Rp474,7 miliar yoy.  Adapun, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank Nobu juga naik 22 basis poin (bps) dari 3,26% menjadi 3,48% per September 2023.  

Laba bank juga ditopang peningkatan pesat pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang naik 137,23% yoy menjadi Rp86,52 miliar pada September 2023 dari yang sebelumnya Rp36,47 miliar pada September 2022.Kemudian, dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) NOBU naik 4,71% yoy menjadi Rp16,24 triliun dari sebelumnya Rp15,51 triliun. Sementara, current account saving account (CASA) alias dana murah turun 3,36% dari sebelumnya Rp6,01 triliun pada kuartal III/2023 menjadi Rp5,81 triliun pada kuartal III/2022. 

Adapun, NOBU sendiri masih enggan berkomentar soal penggabungan atau merger dengan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP).Kabar merger kedua bank milik konglomerat itu sebenarnya telah mengemuka sejak awal 2023. Akan tetapi, pelaksanaan merger sendiri molor dari waktu yang ditargetkan untuk rampung pada Agustus 2023.

Berdasarkan keterbukaan informasi, manajemen NOBU menyampaikan bahwa perseroan belum dapat menyampaikan informasi apapun.

“Kami akan senantiasa mematuhi ketentuan yang berlaku terkait kewajiban keterbukaan informasi kepada publik apabila kami akan melakukan langkah-langkah aksi korporasi,” tulis manajemen NOBU dikutip Bisnis, Senin (18/12/2023).

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae sempat melaporkan bahwa rencana merger MNC-Nobu masih dalam proses, dan tidak ada perubahan komitmen dari kedua pemegang saham pengendali terakhir (PSPT) bank tersebut.  "Sehingga harus diwujudkan sesuai komitmen dan target kedua PSPT bank dimaksud," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (23/11/2023).

Terakhir, Dian mengatakan, OJK bakal mendorong proses merger tersebut dengan tetap memperhatikan ketentuan perundang-undanganan yang berlaku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini