Asing Minati Pasar Modal RI, Cek Surat Utang & Sektor Saham yang Jadi Incaran

Bisnis.com,21 Des 2023, 08:30 WIB
Penulis: Annisa Kurniasari Saumi
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Aliran dana investor asing pada tahun depan diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun ini. Ekonom, analis, hingga manajer investasi melihat terdapat beberapa aset investasi di pasar modal yang masih menjadi daya tarik investor asing.

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi menjelaskan pergerakan dana asing ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) tahun depan diperkirakan moderat di kisaran US$3 miliar hingga US$5 miliar. Hal ini didorong oleh momentum peningkatan suku bunga global (global rate hikes), termasuk Bank Indonesia.

Lionel juga menilai, daya tarik aset Indonesia masih menjadi yang paling menarik di Asia Tenggara dan Asia Timur. Hal ini karena posisi suku bunga dan yield yang masih atraktif dibandingkan negara-negara tetangga dengan spread 250-270 bps antara 10Y SUN dengan 10Y UST.

"Tantangan utama dalam menarik dana investasi asing adalah stabilitas rupiah dan melebarnya defisit neraca berjalan hingga -0,9% terhadap PDB," ucap Lionel, Rabu (20/12/2023).

Adapun Lionel melihat aset INDON akan menjadi instrumen yang menarik bagi investor asing tahun depan.

Sementara itu, Kepala Divisi Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto melihat dengan ekspektasi suku bunga turun, menurutnya permintaan dari inevstor asing akan banyak pada surat utang dengan tenor medium dan tenor panjang, di kisaran maturity 10-15 tahun.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto melihat investor asing biasanya akan lebih banyak bertransaksi di seri benchmark. Adapun untuk saham, Rudiyanto memperkirakan investor asing masih menyukai saham-saham yang likuid di pasar modal Indonesia.

Associate Director of Investment and Research Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan investor asing akan tertarik untuk berinvestasi pada obligasi jangka pendek dan jangka panjang.

"Obligasi jangka pendek untuk meredam volatilitas, dan obligasi tenor panjang untuk memaksimalkan keuntungan," ucapnya.

Sementara itu, untuk sektor saham, Nico melihat terdapat kecendrungan dana asing akan mengalir ke sektor perbankan, consumer goods dan ritel, telekomunikasi, properti, dan infrastruktur.

______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini