Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan akan ada dua bank syariah sekaliber PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) lahir pada 2024. Satu di antara bank syariah jumbo yang lahir pada 2024 adalah besutan BUMN, satu lagi swasta.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan OJK memang sedang mendorong agar lahir bank syariah berkapasitas besar agar bisa menyaingi BSI di pasar. Alasannya, saat ini OJK melihat sturktur pasar bank syariah tidak ideal dan hanya dikuasai satu bank umum syariah (BUS) besar saja, yakni BSI.
"Kita tidak melihat sesuatu yang positif bank segede BSI dominasi pasar. Sisanya hanya dapat remah-remah saja," kata Dian dalam sesi wawancara khusus dengan Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Saat ini, ada 13 BUS dan 20 unit usaha syariah (UUS) yang beroperasi di Indonesia. Namun, para pemain di industri bank syariah itu rata-rata memiliki aset kecil.
Sementara itu, ada 11 BUS dan 17 UUS yang asetnya masih di bawah Rp40 triliun. Hanya satu bank syariah yang punya aset di atas Rp100 triliun, yakni BSI.
Bank hasil merger dari Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank BRI Syariah ini memang menjadi raksasa sendiri di industri perbankan syariah. BSI telah mencatatkan aset sebesar Rp319,84 triliun pada kuartal III/2023, naik 14,2% secara tahunan (year on year/yoy).
Aset BSI berbeda jauh dibandingkan dengan bank syariah lainnya. PT Bank Muamalat Tbk. yang berada di posisi kedua saja mencatatkan aset Rp66,2 triliun per 30 September 2023.
Kemudian, unit usaha syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) atau CIMB Niaga Syariah yang berada di posisi ketiga mencatatkan aset sebesar Rp61,46 triliun pada kuartal III/2023. Alhasil, konsolidasi bank syariah agar lahir pesaing BSI pun didorong.
"Pasti akan ada yang menyamai [BSI] itu saya optimis sekali. Saya sudah menjajaki, sambutannya di luar dugaan saya. 2024 beberapa bisa lahir. Minimal satu atau dua. Saya melihatnya mungkin dua," ujar Dian.
Adapun, di antara dua bank pesaing BSI itu ada dari BUMN dan swasta. "Salah satunya di-drive oleh bank pemerintah. Satunya lagi swasta," tutur Dian.
Seiring dengan proyeksi OJK itu, salah satu bank BUMN yakni PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) memang sedang dalam rencana konsolidasi yakni mengakuisisi bank syariah tertua di Indonesia, Bank Muamalat. Akuisisi dilakukan BTN agar bisa menggabungkan UUS mereka yakni BTN Syariah dengan Bank Muamalat.
"Salah satunya itu [BTN akuisisi Bank Muamalat]. Walaupun belum resmi diajukan ke kita, tapi sudah didiskusikan secara informal," ujar Dian.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir juga menyampaikan bahwa akuisisi BTN kepada Bank Muamalat diperkirakan bakal rampung pada Maret 2024. Erick mengatakan bahwa Kementerian BUMN sudah melakukan diskusi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Menteri Agama terkait peluang kerja sama antara BTN Syariah dengan Bank Muamalat.
“Kami sudah diskusi sama BPKH dan Pak Menteri Agama, mungkin tidak kita bersinergi antara Bank Muamalat dengan BTN Syariah untuk menjadikan alternatif bank syariah yang besar,” ujarnya di Gedung Kementerian BUMN, pekan lalu (19/12/2023).
Menurut Erick, penggabungan dua bank tersebut memiliki peluang besar untuk masuk ke dalam jajaran 10 bank syariah terbesar di dunia. Dia pun memperkirakan pembahasan final terkait merger antara BTN Syariah dan Muamalat akan selesai pada Maret 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel