Rusia Akan Serang Pangkalan Militer Asing yang Didirikan di Ukraina

Bisnis.com,26 Des 2023, 10:30 WIB
Penulis: Erta Darwati
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan Moskow siap menyerang pangkalan militer asing di Ukraina

Merujuk pada deklarasi jaminan keamanan bagi Ukraina yang dibuat oleh Uni Eropa (UE), dia menyatakan bahwa dokumen tersebut hanyalah secarik kertas tidak berguna yang tidak memiliki nilai tambah. 

Meski begitu, jaminan keamanan dari UE tersebut memberi Kyiv kesempatan untuk membuat perjanjian dengan negara lain mengenai pasokan senjata, pelatihan pasukan, pendanaan untuk program militer dan banyak hal lainnya, termasuk pendirian pangkalan militer di tanah Ukraina.

“Inilah rencana permainannya, kami tidak akan membiarkan Anda bergabung dengan NATO, namun tidak ada larangan jika menyangkut hubungan dengan individu [negara anggota NATO]," katanya, dilansir TASS, Selasa (26/12/2023). 

Dia menyatakan bahwa faktanya, adalah sekarang adalah menafsirkan Pasal 5 Perjanjian Washington. Adapun dengan kata lain, ketika Rusia melakukan serangan terhadap pangkalan asing tersebut, hal ini tidak dapat dihindari mengingat pasukan yang ditempatkan Ukraina itu akan dikerahkan di sana khusus untuk melawan Rusia. 

"Akankah sekutu [bertindak bersama] kemudian bersiap untuk memberikan tanggapan kolektif kepada negara kita atas penghancuran pangkalan yang didirikan oleh [individu] negara anggota NATO?," ujarnya. 

Medvedev menunjukkan bahwa serangan terhadap pangkalan militer asing tentu akan memberikan alasan untuk mengaktifkan Pasal 6 Perjanjian NATO, yang menyebutkan mengenai serangan bersenjata terhadap pasukan, kapal, atau pesawat terbang salah satu pihak.

“Di sinilah hal menjadi lebih menarik, Pasal 5 menyatakan bahwa respons yang diberikan tidak harus bersifat militer atau kolektif,” katanya. 

Wakil ketua Dewan Keamanan Rusia itu menekankan bahwa tanggapan atas tindakan itu, termasuk penggunaan hak pembelaan diri individu atau kolektif oleh sekutu untuk membantu pihak yang diserang dengan segera, secara individu dan bersama-sama dengan negara-negara sekutu.

“Meskipun demikian, kita bisa saja melakukan respons bersama-sama atau membiarkan pemilik pangkalan yang berlokasi di Ukraina bertindak sendiri. Responsnya mungkin mencakup atau tidak menggunakan cara-cara militer. Jadi tidak boleh ada ilusi, ini adalah celah dan rezimnya harus mengingat hal itu,” ucap Medvedev.

Perlu diketahui, Perjanjian Atlantik Utara yang terdiri dari 14 pasal, umumnya dikenal sebagai Perjanjian Washington, yang ditandatangani pada tahun 1949, dengan demikian meletakkan dasar bagi pembentukan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara. 

Prinsip pertahanan kolektif, yang tertuang dalam Pasal 5 Perjanjian Washington mewajibkan sekutu NATO untuk saling membela jika terjadi serangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Edi Suwiknyo
Terkini