Bisnis.com, JAKARTA - Maraknya cybercrime atau kejahatan siber dalam bentuk penipuan masih menjadi permasalahan serius.
Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat bahwa dari tahun 2017 hingga 2022 terdapat sebanyak 486.000 laporan tindak pidana informasi dan transaksi elektronik.
Secara rinci, dari jumlah 486.000 laporan tersebut, jenis fraud yang mendominasi adalah penipuan transaksi daring dengan jumlah kurang lebih 405.000 laporan.
Tercatat, ada beberapa jenis penipuan siber yang kerap mengintai masyarakat, misalnya malware yang mampu menyusup atau merusak sistem perangkat lunak.
Kemudian, phishing di mana penyerang menyamar sebagai individu atau organisasi yang kredibel untuk mendapatkan data seseorang, voice phishing atau vhishing yang dilakukan melalui telepon, hingga smishing yang memanfaatkan pesan elektronik/SMS.
Head of Legal & Corporate Secretary PT Bank DBS Indonesia Yosea Iskandar mengatakan dari pihak perbankan sendiri berupaya memberikan pengetahuan kepada nasabah tentang cara melindungi data dan gawai mereka dalam rangka menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan dapat diandalkan.
“Kami menyadari bahwa dalam menyediakan produk perbankan digital yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, kami pun bertanggung jawab untuk menjaga keamanan data nasabah,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (28/12/2023).
Sebagai perusahaan perbankan yang memprioritaskan transformasi digital, Bank DBS Indonesia senantiasa berupaya untuk menjaga keamanan seluruh kegiatan perbankan, termasuk keamanan data nasabah.
Teknologi dua faktor autentikasi dan Know Your Customer (KYC), yang dilakukan dengan memanfaatkan fitur face recognition yang terintegrasi langsung dengan Dukcapil, memastikan bahwa data nasabah yang digunakan untuk membuka rekening adalah autentik.
Lebih dari itu, Bank DBS Indonesia terus memberikan pendidikan kepada pelanggannya tentang cara melindungi gawai mereka dari ancaman siber dan risiko yang terkait dengan aplikasi perbankan digital.
Lantas, bagaimana cara Anda dapat terhindar dari berbagai macam penipuan ini? Simak berbagai cara untuk mengidentifikasi serta mengatasi risiko-risiko tersebut.
1. Hindari klik kiriman file dengan tautan “.APK”
Kata .APK dalam file tersebut bisa jadi merupakan tanda bahaya alias kedok dari penipuan siber, terutama jika dikirimkan oleh pengirim yang tidak dikenal/mencurigakan. Beberapa kasus sempat terjadi, ketika seseorang tidak dikenal mengirim dokumen undangan pernikahan atau foto kurir paket pengiriman dengan format file “.APK” dalam aplikasi chat.
Biasanya setelah diklik tautan atau menginstal file .APK yang mengandung malware tersebut, penipu akan mendapatkan akses ke ponsel kemudian dapat mencuri data pribadi. Dalam kasus terburuk, mereka bisa memperoleh akses ke akun rekening bank. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu berhati-hati dan waspada saat menerima pesan atau tautan yang mencurigakan.
Apabila Anda sudah terlanjur mengklik atau mengunduh file tersebut, jangan panik. Anda bisa langsung mematikan koneksi mobile data dan WiFi di ponsel untuk meminimalisasi risiko. Setelah itu, segera hubungi bank bersangkutan untuk mengamankan akun perbankan Anda. Kemudian hubungi service centre resmi perangkat Anda serta ganti kata sandi perbankan dari perangkat yang berbeda. Tetapi, yang terbaik adalah selalu waspada dan hindari klik tautan atau mengunduh file yang mencurigakan sejak awal.
2. Hati-hati dalam memberikan informasi di media sosial
Bagi Anda yang aktif di media sosial, penting untuk lebih bijak dan hati-hati dalam membagikan informasi di akun. Jangan pernah memberikan informasi atau data pribadi seperti KTP, SIM, paspor, tanggal lahir, hingga alamat rumah dan nomor telepon di forum publik mana pun.
Selain itu, masyarakat juga perlu berhati-hati dengan hadiah, giveaway, hingga kontes yang marak dilakukan. Meskipun banyak kontes yang sah, namun beberapa merupakan penipuan terselubung yang akan menggunakan data pribadi untuk hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Ganti kata sandi secara berkala
Untuk mencegah kejahatan siber, penting untuk mengganti kata sandi secara teratur. Dengan melakukan hal tersebut, Anda dapat memastikan bahwa data pribadi dan informasi yang disimpan dalam akun menjadi aman. Selanjutnya, sangat penting untuk memastikan bahwa setiap akun memiliki kata sandi yang berbeda. Hal ini akan memberi lapisan keamanan tambahan dan membuat lebih sulit bagi peretas atau penipu untuk menebak kata sandi Anda.
Gunakan kata sandi yang kuat, dengan kombinasi angka, simbol, huruf kapital dan kecil. Selain itu, jangan menggunakan informasi pribadi seperti nama, ulang tahun, username, atau alamat email yang mudah diakses publik. Dengan kata sandi yang kuat dan unik, Anda dapat meningkatkan keamanan pada suatu akun.
4. Waspada saat scan QRIS di tempat umum
Saat ini, transaksi jual beli semakin mudah dengan adanya Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di mana masyarakat cukup memindai kode QRIS dan memasukkan kata sandi. Namun kemudahan ini tetap memiliki risiko penipuan. Modus operandinya termasuk pemasangan QRIS palsu di lokasi seperti swalayan dan restoran yang tentunya bukan milik merchant tersebut.
Untuk menghindari penipuan melalui QRIS lakukan langkah-langkah berikut: perhatikan QRIS di lokasi transaksi, dan jangan pindai jika tampak mencurigakan; perhatikan nama merchant yang ditampilkan saat memindai kode, pastikan kode QRIS nama merchant sudah sesuai.
Jangan melakukan pembayaran kode QRIS yang mencantumkan tautan URL yang dipersingkat, misalnya www.asp1.qris.id; terakhir, cermati dan perhatikan fisik poster kode QRIS tempat kamu bertransaksi, pastikan tidak ada stiker tambahan yang ditempel pada kode QRIS.
5. Aktifkan two factor authentication (2FA)
Salah satu langkah penting dalam melindungi akun adalah dengan mengaktifkan two factor authentication atau autentikasi dua faktor yang melibatkan dua tahap verifikasi sebelum Anda dapat mengakses akun. Verifikasi dapat menggunakan kombinasi 2 faktor yang merupakan gabungan dari sesuatu yang Anda ketahui (seperti kata sandi atau Personal Identification Number/PIN), sesuatu yang Anda miliki (contohnya kode one-time password/OTP yang dikirimkan ke nomor yang tertera)
Namun, ada satu hal yang perlu diingat: jangan pernah berikan kata sandi, PIN, atau kode OTP kepada siapa pun, bahkan kepada seseorang yang mengaku sebagai petugas layanan pelanggan.
6. Blokir nomor yang tidak dikenal
Jika Anda menerima panggilan dari nomor yang tampak mencurigakan, hindari menjawab atau memberikan informasi pribadi. Setelah itu, Anda dapat memblokir nomor tersebut untuk menghindari panggilan yang tidak diingikan di masa mendatang. Tindakan ini dapat membantu kamu menghindari berbagai jenis penipuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel