Bisnis.com, JAKARTA— Fintech peer to peer (P2P) lending PT Astra Welab Digital Arta atau Maucash meminta nasabah untuk tak asal menyebar data pribadi. Terutama kepada oknum yang mengatasnamakan dirinya sebagai Maucash.
Hal tersebut untuk mengantisipasi maraknya penipuan yang menimpa nasabah jasa keuangan termasuk pinjaman online (pinjol) jelang tahun baru.
“Kebiasaan penipuan yang biasanya dilakukan seperti misalnya mungkin ada orang yang mengaku sebagai agen Maucash yang meminta data pribadi. Sehingga kami selalu tekankan juga bahwa Maucash tidak pernah meminta data pribadi ke nasabah termasuk juga pin nasabah itu sendiri,” kata Chief Marketing Officer Maucash Indra Suryawan kepada Bisnis, Jumat (29/12/2023).
Indra mengatakan pihaknya juga kerap melakukan edukasi agar nasabah tidak membagikan data-data pribadi di media sosial, seperti mudah menyampaikan tanggal lahir serta nama ibu. Dia menambahkan apabila nasabah menemukan penawaran yang aneh silakan hubungi ke call center 1500-396.
Tidak hanya itu, Indra mengatakan Maucash juga melakukan pencegahan serangan siber dengan mempertahankan/melakukan refreshment sistem. Perusahaan juga sudah mendapatkan sertifikat ISO 270001 di mana ISO itu salah satunya adalah mengenai security keamanan data yang dimiliki.
“Jadi kami betul-betul mampu memperkuat sistem kami untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkap Indra.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mewanti-wanti maraknya modus penipuan yang bisa menimpa masyarakat jelang akhir tahun. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menyebut modus penipuan bisa marak jelang akhir tahun lantaran banyak Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) yang libur natal maupun tahun baru.
“Ketika ditawari suatu produk, masyarakat cenderung akan kesulitan melakukan verifikasi atau bertanya kepada PUJK yang dimaksud,” katanya.
OJK pun meminta masyarakat untuk rajin melakukan verifikasi ketika ada penawaran dari PUJK. Serta jangan mudah percaya ketika tawarannya tidak masuk akal, misalnya akhir tahun ada promo perjalanan wisata yang potongan bombastis.
OJK juga menyarankan agar PUJK juga melakukan patroli di media sosial, untuk mengetahui apakah ada penipuan yang mencatut nama mereka. Dengan demikian, mencegah calon nasabah maupun nasabah untuk terjebak penipuan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel