Terowongan Kembar Tol Cisumdawu Dikabarkan Retak Imbas Gempa Sumedang

Bisnis.com,01 Jan 2024, 13:00 WIB
Penulis: Alifian Asmaaysi
Foto udara Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) seksi dua di kawasan Ranca Kalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (17/3). Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan jalan tol Cisumdawu bisa rampung pada akhir 2020. Jalan tol sepanjang 61,5 kilometer ini merupakan akses baru dari Bandung menuju Bandara Internasional Jawa Barat, Majalengka. Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Gempa bumi berkekuatan 4,8 magnitudo yang mengguncang wilayah Sumedang, Jawa Barat pada Minggu (31/12/2023) malam pukul 20.34 WIB menyebabkan terowongan kembar di Jalan Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu) mengalami keretakan.

Seiring dengan hal itu, PJ Bupati Sumedang Tuti Ruswati menuturkan bahwa saat ini pihaknya sudah melakukan koordinasi lanjutan dengan pihak pengelola Jalan Tol Cisumdawu yakni PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT).

"Terkait keretakan dinding Twin Tunel Tol Cisumdawu, Forkopimda masih berkoordinasi dengan CKJT selalu pengelola Tol Cisumdawu," jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (1/1/2024).

Mengacu pada informasi yang dibagikan oleh akun X @infoFPMKI, terowongan kembar atau twin tunnel Tol Cisumdawu tampak mengalami keretakan pada sejumlah dindingnya.

"Izin Prabu 00 Zebra 04 melaporkan situasi terkini pasca terjadinya gempa, untuk twin tunnel terdapat sedikit keretakan pada dinding terpantau ada 3 [keretakan] pada saat ini," jelas anggota pengelola Tol Cisumdawu dalam penggalan video yang beredar.

Untuk diketahui sebelumnya, pada 31 Desember 2023 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat setidaknya Sumedang diguncang 3 kali gempa bumi.

Rinciannya, yakni berkekuatan 4,1 magnitudo pukul 14.35 WIB, 3,4 magnitudo pada 15.38 dan 4,8 magnitudo pada 20.34 WIB.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan bahwa gempa tektonik yang mengguncang wilayah selatan Garut-Tasikmalaya, Jawa Barat disebabkan subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah lempeng Eurasia.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Ridwan
Terkini