Bali Masuk Daftar Destinasi Overtourism, Begini Respons Sandiaga

Bisnis.com,03 Jan 2024, 22:05 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Wisatawan di kawasan Tanah Lot, Bali pada Rabu (14/12/2022). - Bloomberg/Nyimas Laula

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno buka suara usai Bali masuk ke dalam daftar destinasi yang mengalami masalah overtourism atau kepadatan wisatawan di suatu destinasi wisata versi CNN.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengaku, masalah overtourism menjadi perhatian pemerintah. Kendati begitu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada 2023 masih rendah dibandingkan jumlah kunjungan pada 2019. 

Overtourism menjadi catatan kami karena sebetulnya dari jumlah wisatawan dibandingkan 2019 masih di bawah sekitar 30%,” kata Sandi dalam konferensi pers, Rabu (3/1/2024).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisman ke Indonesia hingga November 2023, mencapai 10,4 juta kunjungan. Jumlah tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan 2019 yang tercatat mencapai 14,7 juta kunjungan.

Kadispar Bali Tjok Bagus Pemayun menuturkan, berdasarkan data imigrasi, jumlah wisman yang datang ke Bali sampai akhir tahun mencapai 5,32 juta orang. 

Wisman tersebut didominasi oleh Australia, India, China, Inggris, Amerika Serikat, Korea Selatan, Prancis, Singapura,  Jerman, dan Malaysia.

“Tahun ini Mas Menteri [Sandiaga] targetkan kami 4,5 juta. Alhamdulillah, sudah terlampaui. Tentu kita menginginkan pariwisata yang berkualitas, bermartabat, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Bali tercatat sebesar 9,87 juta orang.

Pemerintah telah berupaya mengantisipasi overtourism di Bali, salah satunya dengan menerapkan biaya masuk bagi wisman yang datang ke Bali.

Adapun, peraturan daerah (Perda) terkait biaya masuk ini telah disahkan dan berlaku mulai Februari 2024. Artinya, para pelancong asing yang masuk ke Bali wajib membayar biaya retribusi sebesar US$10 atau setara Rp150.000 per orang. Pungutan tersebut nantinya cukup dibayarkan satu kali selama berwisata ke Bali.

Selain itu, pemerintah akan mengedepankan pariwisata berkualitas, berkelanjutan, berbasis budaya, kearifan lokal, dan bermartabat.

Sebelumnya, CNN dalam laporannya mencantumkan Bali sebagai salah satu destinasi dengan masalah overtourism. Selain Bali, Amsterdam, Athena, Barcelona, Miami, Paris, Phuket, dan Venesia juga masuk ke dalam daftar ini.

Dalam laporannya pada Desember 2023, Bali tengah dihadapkan pada jumlah pengunjung yang tidak terkendali akhir-akhir ini, membuat Gubernur Bali Wayan Koster menerbitkan daftar hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada saat berkunjung ke Bali. Aturannya, antara lain dilarang mengumpat, menyentuh pohon keramat, atau memanjat bangunan.

Di samping itu, CNN juga merekomendasikan untuk menghindari berwisata ke Bali pada Januari, Juli, Agustus, dan Desember untuk menghindari keramaian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini