Indika Energy (INDY) Kantongi Pinjaman Rp4,64 Triliun dari Bank Mandiri & BNI

Bisnis.com,03 Jan 2024, 02:15 WIB
Penulis: Farid Firdaus
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics of Finance (Indef) Tauhid Ahmad (kiri) dan Wakil Direktur Utama PT Indika Energy Tbk. Azis Armand menyampaikan paparan saat mengikuti diskusi pada acara Bisnis Indonesia Business Challenges (BIBC) 2024 di Jakarta, Kamis (23/11/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Indika Energy Tbk. (INDY) mengantongi fasilitas pinjaman senilai US$300 juta setara Rp4,64 triliun dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).

Sekretaris Perusahaan Indika Energy Adi Pranomo mengatakan perseroan bersama anak usaha menandatangani fasilitas pinjaman dari BMRI dan BBNI pada 28 Desember 2023. Anak usaha INDY yang bertindak sebagai penanggung awal perjanjian pinjaman ini adalah PT Tripatra Engineering, PT Tripatra Engineers and Construction, dan Tripatra (Singapore) Pte.Ltd.

“Perjanjian fasilitas ini akan digunakan untuk membayar utang perseroan,” kata Adi dalam keterbukaan informasi, Rabu (3/1/2024).

Selain perjanjian fasilitas, kata Adi, INDY bersama anak usaha dan kreditur juga menandatangani surat fasilitas dan dokumen jaminan berupa Perjanjian Gadai Rekening dan Perjanjian Konfirmasi Jaminan, serta surat tambahan untuk perjanjian antarkreditur.

Perjanjian fasilitas tersebut dijamin secara pari passu berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam indenture untuk surat utang senior 5,875% yang jatuh tempo 2024 sebesar US$575 juta, dan surat utang senior 8,250% yang jatuh tempo 2025 sebesar US$675 juta.

Dalam laporan keuangannya, INDY membukukan pendapatan senilai US$2,29 miliar atau setara Rp36,5 triliun hingga kuartal III/2023. Pendapatan ini turun 26,64% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$3,13 miliar.

Pendapatan INDY ini diperoleh dari pendapatan kontrak dan jasa sebesar US$229,2 juta, penjualan batu bara ke luar negeri senilai US$1,68 miliar, penjualan batu bara ke pelanggan dalam negeri sebesar US$357,1 juta, dan perdagangan lainnya sebesar US$25,7 juta.

Sementara itu, berdasarkan segmennya, jasa energi memberikan kontribusi pendapatan ke INDY sebesar US$184,09 juta, sumber daya energi sebesar US$2,04 miliar, logistik dan infrastruktur senilai US$34,2 juta, dan mineral sebesar US$21,8 juta.

Lalu bisnis hijau sebesar US$10,6 juta, dan ventura digital sebesar US$4,25 juta. Penurunan pendapatan turut membuat laba bersih INDY ikut tergerus hingga 72,27%. Laba bersih INDY turun dari US$338,3 juta, menjadi US$93,8 juta atau setara Rp1,49 triliun per September 2023.

Sebelumnya, INDY menyampaikan telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$104,9 juta atau setara Rp1,62 triliun hingga 9 bulan 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini