Bisnis.com, JAKARTA — Tahun yang baru belum lama bergulir, pasokan minyak dunia sudah menunjukkan tanda-tanda tekanan pada harga untuk sepanjang tahun ini.
Permasalahannya berpusar pada peningkatan produksi minyak mentah dari negara-negara non OPEC+ termasuk Amerika Serikat (AS) yang dapat melampaui permintaan global. Kartel minyak itu sebelumnya merespons dengan menjanjikan pengurangan produksi yang lebih besar, tetapi para pedagang ragu bahwa kebijakan tersebut akan diterapkan secara memadai untuk sepenuhnya menekan surplus.
Kombinasi tersebut telah mendorong harga minyak mentah ke penurunan tahunan pertamanya sejak 2020, sehingga meningkatkan ekspektasi harga yang lebih tinggi yang berasal dari pemulihan pascapandemi. Memperkeruh situasi, para spekulan semakin memperketat cengkeramannya di pasar, sehingga memicu perubahan harga yang kadang-kadang tidak sejalan dengan kondisi fundamental.