Ganjar-Mahfud Janji Putihkan Kredit Macet Nelayan Rp190 Miliar

Bisnis.com,04 Jan 2024, 20:21 WIB
Penulis: Surya Dua Artha Simanjuntak
Pasangan capres dan cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD menunjukkan nomor hasil undian pada Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Capres dan Cawapres Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aa)

Bisnis.com, JAKARTA - Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD berjanji akan memutihkan kredit macet nelayan senilai lebih dari Rp190 miliar apabila terpilih dalam ajang Pilpres 2024.

Janji tersebut Ganjar sampai dalam acara peluncuran Program Penghapusan Kredit Macet Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karanganyar, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah pada Kamis (4/1/2024).

“Jumlah kredit macet nelayan yang akan dihapus sekitar Rp190-an miliar. Jumlah ini berasal dari 2,2 juta orang nelayan yang mengakses Kredit Usaha Rakyat [KUR],” kata Ganjar dikutip dari rilis medianya.

Mantan gubernur Jawa Tengah ini mengungkapkan tunggakan KUR terjadi karena beberapa hal, seperti di antaranya persoalan teknis pekerjaan dan penyebaran pandemi Covid-19.

Dia pun mengaku sudah berdialog dengan para nelayan. Menurutnya, jumlah kredit yang parah tidak begitu banyak namun ada persoalan yang cukup serius karena masalah teknis pekerjaannya.

“Tadi, saya bertemu petani yang minjamnya Rp11 juta dan sekarang kondisinya sangat sulit, kalau kita melihat kondisi secara teknikal seperti itu, terjadi problem. Maka, kita akan hapuskan kredit yang macet itu agar mereka bangkit lagi,” kata Ganjar.

Lebih lanjut, jika dibandingkan jumlah kredit macet nelayan sebesar Rp190-an miliar maka tidak sebanyak kredit macet petani yang mencapai Rp600 miliar. Oleh sebab itu, Ganjar merasa perlu adanya bantuan dari pemerintah untuk mempermudah kehidupan para nelayan.

“Hari ini boleh kita bantu karena ternyata ada persoalan yang lain, bisnis mereka tidak terlalu lancar. Misalnya, keterbatasan kuota solar untuk bahan bakar kapal terbatas,” ujarnya.

Ganjar berpendapat, persoalan lain yang membuat nelayan tidak mampu mencicil pinjaman adalah pola jual-beli di TPI, yang hasil penjualan ikan diterima setelah satu bulan penjualan ikan.

“Rasanya, itu butuh akses permodalan agar ketika mereka melepas ikannya langsung bisa dibeli,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Ridwan
Terkini