Diambang Bangkrut, Segini Biaya yang Dihabiskan Israel untuk Lawan Palestina

Bisnis.com,04 Jan 2024, 13:50 WIB
Penulis: Restu Wahyuning Asih
Iron Dome menembakkan rudal pencegat saat roket ditembakkan dari Gaza, di Sderot, Israel, 10 Mei 2023/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Israel diambang bangkrut di tengah pergerakan perang melawan Palestina sejak 7 Oktober 2023.

Beberapa waktu lalu, Kementerian Keuangan Israel menyatakan bahwa pihaknya setidaknya harus menutup 10 kementerian lain karena negara terancam defisit.

Melansir dari Times of Israel, anggaran tambahan tahun 2023 yang disahkan pada pertengahan Desember dicairkan untuk menutupi biaya pertempuran yang sedang berlangsung denganHamas dan Hizbullah.

Biaya tersebut juga termasuk peningkatan pengeluaran militer dan pengeluaran sipil seperti akomodasi bagi pengungsi dari utara dan selatan.

Kemudian dana 17 miliar NIS dari dana NIS 28,9 miliar ($7,85 miliar) untuk perang digunakan untuk biaya keamanan seperti pengadaan senjata dan pembayaran untuk pasukan cadangan IDF.

Pada tahun baru 2024, Bank Sentral Israel memperkirakan anggaran pertahanan untuk membiayai perang di Gaza mencapai US$58 miliar atau setara dengan Rp897 triliun.

Anggaran ini pun bakal menjadi beban bagi kas negara di masa mendatang jika tak ditangani. Salah satu cara pemerintah untuk menangani defisit ini adalah dengan menaikkan pajak hingga 17%.

Gubernur Bank Sentral Amir Yaron mengatakan bahwa pemerintah dinilai lamban dalam menyesuaikan anggaran, salah satunya mengurangi alokasi anggaran di kementerian yang kurang berguna.

"Tidak bertindak sekarang, kemungkinan besar akan merugikan perekonomian lebih banyak di masa depan," ungkapnya dikutip dari Reuters, Kamis (4/1/2023).

Pembubaran 10 Kementerian untuk Menutup Kerugian Negara

Adapun sebelumnya juga pada beberapa waktu lalu, Kementerian Keuangan dilaporkan telah merekomendasikan penutupan 10 kementerian yang tidak berguna untuk menutupi kekurangan anggaran masa perang sebesar NIS 70 miliar ($20 miliar), di samping sejumlah langkah potensial lainnya.

Menurut laporan Channel 12 pada hari Minggu, kementerian-kementerian yang menjadi sasaran Departemen Keuangan meliputi:

Kemudian apabila tidak ada pilihan lain, Kementerian Keuangan juga merekomendasikan kenaikan pajak PPN yang dikenakan pada hampir semua barang konsumsi, yang saat ini mencapai 17%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Restu Wahyuning Asih
Terkini