Bisnis.com, JAKARTA— Fenomena berutang di kalangan anak muda semakin marak. Terlebih dengan mudahnya mereka mengakses pinjaman atau cicilan seperti fasilitas Buy Now Pay Later (BNPL) serta pinjaman online (pinjol).
Apabila utang tersebut tidak dikelola dengan baik maka bisa menumpuk dan keuangan bisa terpuruk. Oleh sebab itu, mengelola utang dengan baik juga diperlukan supaya efisien.
Certified Financial Planner Gembong Suwito membagikan lima tips jitu bagi anak muda untuk mengelola utang dengan baik. Pertama adalah evaluasi tujuan berhutang untuk apa. Menurutnya sebelum mengajukan pinjaman baik pinjol maupun paylater, maka identifikasi dan evaluasi tujuan berhutang tersebut untuk apa.
“Apakah konsumtif atau ada nilai tambah terkait diri kita atau aset kita. Pastikan pinjaman tersebut benar-benar diperlukan dan membantu kita mencapai tujuan finansial kita,” ungkap Gembong saat dihubungi Bisnis, Jumat (5/1/2024).
Gembong menyarankan agar anak muda menghindari pengajuan pinjaman untuk hal-hal yang sifatnya konsumtif atau lifestyle. Kedua, dia mengatakan bahwa anak muda perlu memperhatikan bahwa rasio pembayaran utang aman.
Menurutnya rasio utang tidak boleh lebih dari 30% dari penghasilan. Contohnya penghasilan yang dimiliki adalah Rp10 juta maka rasio pembayaran utang baik produktif maupun konsumtif totalnya tidak boleh lebih dari Rp3 juta. Ketiga adalah perhatikan syarat dan bunga yang diterapkan oleh penyelenggara paylater maupun pinjol. Bisa juga dengan melakukan riset dan perbandingan beberapa platform pinjol.
“Perhatikan bunga yang ditawarkan, bunganya flat atau efektif. Denda keterlambatan, biaya tambahan, syarat pengajuan dan jangka waktu pembayaran. Pilih pinjaman dengan bunga dan syarat terbaik yang sesuai dengan kemampuan keuangan agar tidak terjebak dalam cicilan yang memberatkan,” paparnya.
Terpenting juga, lanjut dia, pastikan bahwa platform pemberi pinjaman tersebut terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bukan ilegal. Keempat, Gembong menyarankan supaya anak muda menghindari pola menggunakan pinjaman untuk membayar pinjaman lain.
Pola gali lubang tutup lubang semacam itu menurutnya wajib dihindari karena pada akhirnya akan membuat beban utang terutama bunga meningkat dan akhirnya gagal bayar. Potensi gagal bayar, lanjut Gembong, akan membuat reputasi di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) menjadi jelek.
“Akibatnya karier serta potensi mendapatkan kepercayaan dari lembaga keuangan misalnya bank untuk KPR atau modal kerja tidak akan dapat lagi alias pasti ditolak,” ungkapnya.
Terakhir adalah segera lunasi pinjaman dan atur prioritas utang. Gembong mengatakan apabila sudah terlanjur berutang di beberapa pinjaman, maka segera lunasi utang tersebut dari utang nilai terkecil atau dari utang yang mempunyai punya terbesar.
“Ingat utang baik itu pinjaman online atau paylater mempunyai konsekuensi bunga serta wajib dibayar oleh karena itu bijak mengelola keuangan menjadi penting,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel