Impor Alutsista Bekas, Ganjar Sebut Perencanaan Terlalu Gegabah

Bisnis.com,07 Jan 2024, 22:10 WIB
Penulis: Arlina Laras
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri) menyampaikan pendapat disaksikan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat kali ini bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA -- Calon presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menjawab membeberkan sejumlah strategi untuk membangun industri pertahanan dalam negeri. 

Hal itu disampaikan usai mendapat pertanyaan dari Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, kala ditanya soal apa hal yang menjadi prioritas dalam meningkatkan pertahanan tersebut.  Pasalnya, Ganjar berencana menaikkan anggaran pertahanan sampai dengan 1-2% dari PDB.

“Semuanya proporsional [untuk ditingkatkan] tapi, kita akan memprioritaskan dan memperkuat laut. Karena, laut butuh sonar, sensor, dan hari ini kita menyiapkan kebutuhan itu,” ujarnya dalam Debat Capres Ke-3, Minggu (7/1/2024)

Kedua dirinya juga menyebut bakal memprioritaskan udara. Bahkan Ganjar bertanya balik alasan dibalik ide Prabowo membeli pesawat bekas untuk prajurit. Alasannya, alutsista bekas menjadi satu risiko yang tinggi bagi sang prajurit.

"Kalau pilot harus dilatih 3 tahun, lalu pesawatnya bekas dan dia harus datang lagi dan pelatihan lagi dengan risiko yang tinggi, tentu sangat berbahaya," katanya. 

Maka, itulah yang menjadi alasan mengapa dirinya mendesak pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan industri dalam negeri menjadi prioritas, agar Indonesia bisa konsisten dalam perencanaan pembangunan pertahanan Tanah Air. 

Lebih lanjut, Ganjar mengatakan bagaimana perencanaan pembangunan industri pertahanan Tanah Air masih top down, membuat semua matra hanya menerima saja. 

Ganjar juga menyinggung bagaimana kapal selam yang dimulai dari PT PAL, di mana, kata Ganjar, kerja samanya dibatalkan dengan Korea Selatan oleh Prabowo.

Dia pun menilai perencanaan Prabowo terlalu gegabah.

“Keseriusan itu tidak dimunculkan dalam pengelolaan industri pertahanan dalam negeri, di mana PT PAL sudah mendapatkan utang dan tidak melaksanakan apapun soal itu,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Thomas Mola
Terkini