Raksasa Farmasi Arab Saudi Mau IPO, Butuh Dana Jumbo

Bisnis.com,08 Jan 2024, 12:52 WIB
Penulis: Annisa Kurniasari Saumi & Pandu Gumilar
Gedung di King Abdullah Financial District, Riyadh, Arab Saudi/Maya Anwar-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan Industri Farmasi Arab Saudi, yang dikenal sebagai Avalon Pharma, mengatakan akan menjual saham di Pasar Utama Bursa Arab Saudi melalui penawaran umum perdana (IPO).

Perusahaan telah menerima persetujuan untuk menawarkan enam juta saham atau 30% dari modal ditempatkan, dengan harga akhir akan ditentukan setelah periode book building pada 14-18 Januari kata pernyataan perusahaan.

Berkantor pusat di Riyadh, aktivitas utama Avalon Pharma meliputi pengembangan, produksi, dan pemasaran merek kesehatan dan kecantikan konsumen serta obat resep generik.

Aldukheil Financial Group telah ditunjuk sebagai penasihat keuangan dan bookrunner untuk IPO sementara Alinma Investment bertindak sebagai manajer utama.

Selain itu, sektor farmasi di Arab Saudi sedang berada pada jalur pertumbuhan, dengan proyeksi yang menunjukkan bahwa pasar dapat mencapai valuasi sebesar $10,6 miliar pada tahun 2028.

Sementara itu, dari dalam negeri Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan terdapat 29 perusahaan yang mengantre untuk melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) per 5 Januari 2024. Sebanyak 19 perusahaan di antaranya memiliki aset skala menengah.

Direktur Penilaian Perusahaan I Gede Nyoman Yetna mengatakan sampai 5 Januari 2024, tercatat 1 perusahaan telah mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp0,13 triliun.

"Hingga saat ini, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," ucap Nyoman, Sabtu (6/1/2024).

Dia menjelaskan dari 29 perusahaan tersebut, sebanyak 2 perusahaan merupakan perusahaan aset skala kecil atau di bawah Rp50 miliar. Lalu 19 perusahaan aset skala menengah atau di antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, dan 8 perusahaan beraset besar atau di atas Rp500 miliar.

Dari sektornya, perusahaan consumer cyclicals mendominasi dengan 6 perusahaan, disusul oleh 5 perusahaan sektor teknologi dan industrials. Lalu empat perusahaan sektor consumer non-cyclicals, dan tiga perusahaan basic materials.

Kemudian sebanyak dua perusahaan sektor energy, dua perusahaan sektor infrastructure, dan masing-masing satu perusahaan dari sektor seperti properties & real estate serta sektor transportation and logistics.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini