Rupiah Melemah ke Rp15.525, Optimisme Penurunan Suku Bunga The Fed Mulai Pudar

Bisnis.com,08 Jan 2024, 15:44 WIB
Penulis: Rizqi Rajendra
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke level Rp15.525 per dolar AS pada perdagangan awal pekan, Senin, (8/1/2024). Mata uang Asia terpantau bervariasi, sedangkan indeks dolar AS melemah sore ini.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan penurunan 0,06% atau 9,5 poin ke level Rp15.525 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS bergerak melemah tipis 0,01% ke posisi 102,39.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya terpantau bervariasi. Mata uang yang ikut melemah terhadap dolar AS, misalnya dolar Singapura melemah 0,07%, peso Filipina turun 0,19%, yuan China turun 0,16%, dan baht Thailand ambles 0,69%.

Sementara itu mata uang Asia yang masih kebal terhadap dolar AS yakni yen Jepang naik 0,13%, dolar Hongkong naik 0,04%, won Korea naik 0,01%, rupee India naik 0,11%, dan ringgit Malaysia naik 0,14%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan para pelaku pasar mengurangi taruhan bahwa The Fed akan memangkas suku bunganya secepatnya pada bulan Maret 2024.

Menurutnya, gagasan tersebut diperburuk oleh data nonfarm payrolls yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat (5/1/2024) yang menunjukkan ketahanan di pasar tenaga kerja yang memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

"Inflasi AS menjadi fokus setelah data nonfarm payrolls mengejutkan, pasar kini fokus pada data utama inflasi indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Desember, yang akan dirilis pada Kamis (11/1) pekan ini," ujar Ibrahim dalam riset, Senin, (8/1/2024).

Dia mengatakan, alat CME Fedwatch menunjukkan para pelaku pasar menarik kembali ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga pada Maret 2024. Para pelaku pasar sekarang memperkirakan peluang sekitar 63% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan Maret, turun dari peluang lebih dari 73% yang diperkirakan pada minggu lalu.

Dari sentimen domestik, inflasi di Indonesia masih terkontrol. Inflasi tercatat berada di angka 2,61% berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 2023. Meskipun begitu, inflasi yang dimaksud adalah inflasi secara umum dan berbeda dengan inflasi pangan.

Namun di sisi lain, menurutnya rasa optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2024 semakin meningkat di kalangan pengusaha dan masyarakat ketika memasuki tahun politik.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.510- Rp15.550," pungkas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini