Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah potensi perlambatan ekonomi global, perbankan Tanah Air rupanya terus optimistis tetap mendulang cuan di 2024. Tak tanggung-tanggung, sejumlah perseroan membidik angka di atas industri.
Hal ini disampaikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang melaporkan telah menerima rencana bisnis bank (RBB) yang berisi proyeksi pertumbuhan bisnis untuk periode 2024-2026, termasuk dari sisi profitabilitas alias laba bank.
Tentunya, dengan melihat kondisi makro yang terjaga baik di 2024, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae memprediksi sejauh ini pertumbuhan laba bersih perbankan dapat meningkat 9%-10% secara tahunan (year-on-year).
Mengutip Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memang kinerja laba perbankan secara industri tercatat terus bertumbuh. Misalnya, per kuartal III/2023, laba bersih secara industri mencapai Rp180,47 triliun, naik 16,84% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp154,46 triliun.
Meski begitu, OJK nampaknya tak mau gegabah. Pasalnya, Dian menuturkan OJK bakal melakukan prudential meeting dengan masing-masing bank terkait RBB. Hal ini dilakukan agar kontribusi perbankan dapat optimal dalam mendorong perekonomian nasional sembari mempertimbangkan proyeksi makro ekonomi global dan domestik.
Adapun, bidikan yang ditetapkan OJK, sejalan dengan yang dicanangkan oleh bank-bank jumbo di Indonesia. Bahkan bisa dibilang dari sisi pemain justru lebih ambisius.
Misalnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) yang memproyeksikan laba perseroan dapat tumbuh lebih tinggi dari industri, yakni mencapai 12-14% pada 2024.
Sebagaimana diketahui, BTN membukukan laba bersih Rp2,31 triliun pada kuartal III/2023, naik 1,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,28 triliun
Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menyebut sikap optimistisnya didasari oleh penurunan cost of credit sebesar 0,1 basis poin (bps) dari level 1,4% pada akhir tahun lalu.
"Kita berharap CoC bisa sampai 1,2% sampai 1,3% tahun ini. Karena kualitas [kredit] membaik, kita berani," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, pekan lalu (3/1/2024).
Lebih lanjut, dia menyebut rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) memang mengalami perbaikan dan turun cukup tajam hingga di level 3% pada akhir tahun 2023 dari yang sebelumnya 3,53% per September 2023.
Menurutnya, ini lantaran strategi penjualan aset yang membuat perseroan berhasil mendapatkan recovery besar tahun 2023. Pada umumnya aset kredit bermasalah yang dijual BTN berupa apartemen atau hotel.
Sementara itu, BTN juga menyatakan ekspektasi pertumbuhan laba sepanjang 2023 sebesar 8%-10%. Adapun, dalam menutup akhir tahun 2023, BTN melaporkan, kredit perseroan tumbuh 11,88%, aset tumbuh 9,35% dan dana pihak ketiga (DPK) naik 8,5%.
Raihan laba bersih BBTN tersebut, salah satunya disumbang oleh kenaikan bisnis syariah, kredit pemilikan rumah (KPR), high yield loan, hingga lonjakan fee based income yang mencapai Rp800 miliar.
Di sisi lain, melansir dari laporan khusus Astronacci, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) memasang target laba senilai Rp60 triliun tahun ini.
Analis Astronacci Gema Goeyardi menyebut sikap optimistis ini tumbuh kala BBRI mampu mencatatkan laba bersih hingga Rp55 triliun pada akhir tahun 2023. Alhasil, jika dihitung maka BRI memproyeksikan laba tumbuh dikisaran 9,09%
“Hal itu juga diyakini pertumbuhan laba bisa berlanjut di tahun 2024. Hal ini didukung oleh pencapaian laba bersih BBRI dalam sembilan bulan pertama tahun 2023 yang mencapai Rp 44 triliun,” tulisnya dalam riset yang dikutip Bisnis, Selasa (9/1/2024).
Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso memaparkan, capaian laba ini terdorong dari kemampuan kredit penghimpunan DPK, dan CASA yang tumbuh dobel digit diiringi perbaikan kualias kredit serta fee based income yang meningkat. Sehingga, pihaknya ke depan akan terus mengoptimalkan.
Terakhir, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yakin bisa mempertahankan pertumbuhan laba bersih di atas 30% pada 2024. Adapun, motor perseroan untuk menumbuhkan laba ini, salah satunya dengan memacu laju fee based income.
Tercatat, hingga kuartal III/2023 BSI telah meraup laba bersih Rp4,2 triliun pada kuartal III/2023, naik 31,04% secara tahunan (year on year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp3,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel