Chandra Asri (TPIA) Buka Suara Soal Pergerakan Saham Tidak Wajar

Bisnis.com,10 Jan 2024, 16:03 WIB
Penulis: Artha Adventy
Pekerja beraktivitas pada proyek pengaspalan berbahan campuran plastik yang diproduksi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. di kawasan BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (21/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten afiliasi Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) angkat bicara soal pergerakan harga saham yang liar. Pergerakan harga saham dinilai merupakan bagian dari mekanisme pasar. 

Direktur Chandra Asri Grup Suryandi mengatakan kenaikan harga saham yang naik secara signifikan sejak akhir tahun yang berujung disuspensinya saham TPIA oleh BEI merupakan akibat dari dinamika pasar. 

“Kami melihatnya adalah ini berkaitan dengan dinamika pasar. Dinamika pasar, entah bagaimana mereka melihat pengembangan bisnis dari perusahaan, berapa jumlah saham yang beredar di masyarakat serta harganya seperti apa,” kata Suryandi dalam paparan publik insidentil, Rabu (10/1/2024). 

Menurut Suryandi pergerakan saham yang dinilai tidak wajar merupakan wewenang dari otoritas terkait. Dia mengatakan TPIA akan menyerahkan keputusan yang berkaitan dengan saham kepada pihak-pihak tersebut. 

Seperti yang diketahui, pada 22 Desember 2023 saham TPIA sempat disuspensi Bursa di seluruh pasar. Penghentian perdagangan ini dinilai perlu dilakukan dalam rangka cooling down terkait terjadi peningkatan harga yang signifikan. 

Namun suspensi TPIA dibuka pada perdagangan 27 Desember 2023. Pada hari suspensi dibuka, saham TPIA kembali naik sebesar 2,13% ke level Rp6.000 per saham. 

Sementara itu, pada perdagangan hari ini, Rabu (10/1/2024) pukul 15.45 WIB, saham TPIA bergerak turun 4,74% ke level Rp4.020 per saham. Saham TPIA telah turun sejak perdagangan Jumat, (5/1/2024). 

Secara akumulasi, saham TPIA telah turun 31,28% dalam perdagangan sepekan dan 14,47% dalam perdagangan sebulan. Secara year to date pula, saham TPIA mencatatkan return negatif sebesar 23,62%. 

Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp346,05 triliun dengan PER sebesar -784,29 kali dan PBVR sebesar 8,14 kali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini