Penyaluran Pinjaman Turun pada 2023, Akseleran Ungkap Faktor Suku Bunga Naik

Bisnis.com,10 Jan 2024, 13:50 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Co Founder & Chief Executive Officer PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia Ivan Nikolas Tambunan. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA— PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) mencatatkan penyaluran pinjaman mencapai Rp2,85 triliun sepanjang 2023. Adapun porsi paling banyak dari penyaluran pinjaman tersebut adalah sektor produktif yang mencapai 95%. 

Angka penyaluran pinjaman Akseleran pada 2023 sedikit turun dibandingkan dengan penyaluran pinjaman pada 2022 yakni Rp2,95 triliun. 

Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengungkap ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan tersebut. Salah satunya dari sisi makro ekonomi yakni suku bunga bank central yang terus naik. 

“Maka normal bila terjadi kontraksi dalam hal kebutuhan pendanaan,” kata Ivan saat dihubungi Bisnis, Rabu (10/1/2024). 

Ivan mengatakan hal tersebut juga terlihat di industri peer to peer (P2P) lending,  di mana penyaluran pendanaan produktif pada Januari sampai dengan Agustus 2023 turun lebih dari 15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kendati demikian, Ivan mengatakan pihaknya lebih optimis melihat 2024. Akseleran bahkan menargetkan kenaikan penyaluran pinjaman sekitar 30% menjadi Rp3,8—3,9 triliun pada tahun ini. 

“Kalau kami lihat belakangan ini BI [Bank Indonesia] sudah menahan kenaikan bunga, sehingga kami consider tahun 2024 permintaan pendanaan akan lebih besar,” ungkapnya. 

Ivan memastikan pihaknya juga siap untuk memberikan pinjaman ke seluruh sektor produktif yang membutuhkan. Pihaknya memprediksi sektor yang masih besar kebutuhannya adalah pertambangan, minyak, gas, energi, serta infrastruktur/konstruksi.

Ivan mengatakan pihaknya akan fokus untuk terus menyediakan cash flow based lending product seperti invoice/po/inventory financing tanpa agunan fixed asset yang masih banyak dibutuhkan oleh pelaku usaha di Indonesia. 

Untuk menjaga tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL), Akseleran juga akan melakukan asesmen pinjaman dengan prudent. 

“Diharapkan tingkat NPL terus rendah, dan cost of fund kami juga jadinya rendah. Ini penting agar bunga yang kami tawarkan ke borrower juga tetap kompetitif, dan kami bisa menjalankan usaha yang sustainable,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini