Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) diramal akan menahan suku bunga acuan atau BI Rate di angka 6% pada Rabu (17/1/2024) mendatang.
Menurut survei Reuters terhadap 30 ekonom pada 5-11 Januari, memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan 6,00% untuk pertemuan ketiga berturut-turut.
Hal tersebut berangkat dari capaian inflasi dalam tujuh bulan berturut-turut yang berada dalam target bank sentral tahun 2023 sebesar 2,0% hingga 4,0%.
Per Desember 2023, inflasi berada di level 2,61% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini turun lebih tajam dari yang diperkirakan.
Hal ini sebagian disebabkan oleh kenaikan suku bunga bank sentral antara Agustus 2022 dan Oktober 2023 sebesar 250 basis poin secara kumulatif.
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan kondisi inflasi tidak akan menjadi masalah bagi BI untuk sementara waktu. Faiz melihat, BI akan lebih fokus kepada stabilitas rupiah ketimbang inflasi.
"Ada peluang bagus untuk rupiah menguat lebih jauh dari level saat ini namun terhalang oleh ketidakpastian kebijakan the Fed,” ujarnya, dikutip dari Reuters, Jumat (12/1/2024).
Sementara itu, Gubernur Perry Warjiyo mengatakan pada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan lalu, bahwa mungkin ada ruang untuk pelonggaran asalkan rupiah menguat lebih awal dan inflasi tetap rendah.
Bank sentral memiliki target inflasi 2024 sebesar 1,5% hingga 3,5%, lebih rendah dari target 2023.
Hasil survei Reuters juga menunjukkan bahwa rupiah yang tercatat turun 1,0% terhadap dolar sepanjang tahun ini, diprediksi akan menguat sekitar 3,5% dalam 12 bulan karena ekspektasi pasar bahwa the Fed akan melonggarkan kebijakan lebih banyak daripada BI pada tahun 2024.
Sementara perkiraan median menunjukkan penurunan suku bunga pertama pada kuartal ketiga, minoritas ekonom yang kuat, 12 dari 26, memperkirakan hal itu akan terjadi pada kuartal kedua.
Rata-rata, ekonom memproyeksikan posisi BI Rate pada akhir tahun ini akan berada di level 5,25%. Lebih rendah dari survei Reuters pada Desember 2023 untuk periode 2024, yang sebesar 5,3%.
"Kami memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga acuan secara bertahap mulai pertengahan tahun 2024. Inflasi yang lebih rendah dan suku bunga yang lebih rendah di luar negeri akan memungkinkan bank sentral untuk fokus mendukung belanja konsumen dan bisnis domestik," kata ekonom di Moody's Analytics Jeemin Bang.
Di sisi lain, BI memproyeksi ekonomi Indonesia mampu tumbuh 4,7% hingga 5,5% pada 2024. Namun menurut survei Reuters, hanya akan mampu tumbuh maksimal di angka 5% untuk tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel