Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Nano Syariah (Nanobank Syariah) bakal memperbesar porsi segmen ritel usai merampungkan spin off Unit Usaha Syariah (UUS) dari PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM) yang resmi efektif beroperasi per 2 Januari 2024.
Direktur Keuangan Bank Nano Syariah Soejanto Soetjijo menyebut apabila sebelumnya UUS Bank Sinar Mas hanya mengandalkan segmen korporasi untuk mendongrak kinerjanya, kini usai menjadi Bank Umum Syariah (BUS) pihaknya akan menggarap segmen ritel dengan porsi yang lebih besar.
“Setelah menjadi Bank Nano Syariah, kita kurangi porsi. Awalnya kan proporsinya 85% untuk korporasi dan 15% ritel. Sekarang menjadi 70% dan 30%,” ujarnya saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia, Jumat (12/1/2024).
Untuk menuju arah sana, saat ini Bank Nano Syariah masih dalam persiapan untuk bisa menggeser porsi bisnis ke ritel. Pasalnya, kata Soejanto, dibutuhkan kesiapan yang matang, mulai dari segi SDM hingga proses bisnis.
Lebih lanjut, dari sisi ritel perseroan juga akan membidik segmen UMKM, hal ini lantaran seiring dengan beragam potensi di tiap daerah dan kota.
“Misalnya Sumatra yang berbasis komoditas, lalu Kalimantan yang punya sektor pertambangan dan Sulawesi yaitu pertanian. Kami juga akan bidik wirausaha wanita, karena banyak UMKM dimulai dari wanita,” katanya.
Saat ini, untuk bisa mendongrak kinerja perseroan, pihaknya pun mengandalkan pembiayaan UMKM melalui skema kemitraan referensi.
“Belum ada kerja sama membiayai fintech untuk chanelling, karena pemain fintech syariah masih kecil di pasar dan juga kami memperhitungkan risikonya,” ungkapnya.
Adapun, Soejanto menargetkan perseroan menargetkan pembiayaan berada di level terjaga yakni Rp5,5 triliun.
Sebagaimana diketahui, pemisahan Unit Usaha Syariah Bank Sinarmas ini sejalan dengan ketentuan Undang– Undang No. 4 Tahun 2023 pasal 68 ayat 1 tentang pengembangan dan penguatan sektor keuangan dan juga sebagai bentuk komitmen untuk mengembangkan perbankan syariah di Indonesia.
Sejauh ini, permodalan Nanobank Syariah masih didukung sepenuhnya oleh Bank Sinarmas (BSIM) selaku pemegang saham pengendali (PSP) dengan porsi kepemilikan 51%.
Sementara, kepemilikan saham lainnya digenggam oleh PT Sinarmas Multiartha sebesar 25% dan PT Asuransi Sinarmas sebanyak 24%
Tercatat per Desember 2023, aset Nanobank Syariah menyentuh Rp8,09 triliun dengan Dana Pihak Ketiga mencapai Rp7,31 triliun dengan rasio pembiayaan permasalah (nonperforming financing/NPF) sebesar 2,2%.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memang mengingatkan perbankan syariah yang bakal melakukan strategi anorganik perlu melakukan persiapan komprehensif demi meminimalisir potensi perlambatan bisnis.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebut hal ini dilakukan agar menghasilkan akselerasi sesuai dengan yang diharapkan. Mulai dari memastikan persiapan manajemen, bisnis, operasional, TI, SDM hingga budaya korporasi yang terdokumentasi dengan baik.
“Kami juga melihat bahwa tidak sedikit bank yang melakukan langkah anorganik yang mengalami perlambatan bisnis di awal-awal periode pasca aksi korporasi tersebut,” ujarnya dalam keterangan tertulis beberapa pekan lalu, (11/12/2023).
Menurutnya, berbagai potensi risiko di semua lini tersebut harus dapat diidentifikasi dengan baik dan disiapkan rencana mitigasinya, agar pada saatnya bank tersebut beroperasi dengan legal entity yang baru dapat menjalankan operasionalnya dengan baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel