Merger Nationalnobu (NOBU) dan MNC Bank (BABP) Tak Kunjung Terlaksana, OJK Ungkap Persoalan Pengendalian

Bisnis.com,12 Jan 2024, 08:50 WIB
Penulis: Arlina Laras
Karyawan melayani nasabah di salah satu cabang MNC Bank di Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan menyebut proses merger antara PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) milik taipan James Riady dengan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) masih terus berproses. Keduanya masih mendiskusikan soal pembagian saham setelah merger dilaksanakan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan saat ini masing-masing Pemegang Saham Pengendali (PSP) terus melakukan komunikasi dalam rangka proses negosiasi terkait pemenuhan rasio kepemilikan saham bank hasil merger. 

Menurutnya, mengingat kedua entitas merupakan bagian dari ekosistem konglomerasi yang besar, membuat kompleksitas bisnis kian tinggi, alhasil negosiasi tersebut memerlukan waktu yang tidak sebentar.

“Serta ini juga terkait rencana pengembangan dan sinergi bisnis bank ke depan pasca merger,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (11/1/2024).

Dian menyampaikan perdebatan yang paling dalam terutama soal kepemilikan entitas hasil merger. "PSP terus melakukan komunikasi dalam rangka proses negosiasi terkait pemenuhan rasio kepemilikan saham bank hasil merger," katanya menambahkan.

Namun, dia menyebut OJK bakal tetap terus melakukan monitoring dan koordinasi dalam rangka memastikan pelaksanaan komitmen merger dari kedua bank dapat terlaksana dengan baik.

“OJK mengharapkan pemenuhan komitmen pelaksanaan merger ini dapat direalisasikan dalam waktu dekat,” katanya. 

Sebagaimana diketahui, kabar merger kedua bank milik konglomerat itu mengemuka sejak awal 2023. Akan tetapi, pelaksanaan merger sendiri molor dari waktu yang ditargetkan untuk rampung pada Agustus 2023. 

Meski begitu, sebelumnya Dian sempat menyinggung bahwa merger kedua bank itu menjadi point of no return alias harga mati dalam konsolidasi perbankan Tanah Air. Di mana, rencana merger kedua bank juga merupakan wujud komitmen dari pemegang saham secara business to business (B2B) dalam rangka mendukung konsolidasi serta penguatan industri perbankan. 

Saat ini, baik BABP dan NOBU sama-sama masuk ke dalam KBMI I atau bank kelas bawah. BABP mempunyai modal inti Rp3,32 triliun per September 2023 dan NOBU memiliki modal inti Rp3,12 triliun pada periode yang sama. 

Mengacu kepada laporan keuangannya, seiring dengan rencanan merger, baik Bank Nobu dan Bank MNC sama-sama mencatatkan kinerja laba yang moncer setidaknya hingga kuartal III/2023.   

Bank Nobu membukukan laba bersih Rp104,4 miliar, naik 38,41% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III/2023 dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp75,43 miliar. Sementara, Bank MNC mencatatkan laba bersih Rp57,97 miliar pada kuartal III/2023, naik tipis 0,80% yoy dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp57,51 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini