Trans Power Marine (TPMA) Bidik Pendapatan Naik 20% pada 2024

Bisnis.com,14 Jan 2024, 01:39 WIB
Penulis: Artha Adventy
Kapal tug milik Trans Power Marine tengah menarik tongkang batu bara. /transpowermarine.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pelayaran PT Trans Power Marine Tbk. (TPMA) membidik pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga 20% sepanjang 2024. 

Corporate Secretary Trans Power Marine Rudy Sutiono mengatakan TPMA menargetkan pendapatan dan laba bersih naik sekitar 10% hingga 20% sepanjang 2024. Target tersebut akan didukung oleh penambahan beberapa armada kapal baru. 

“Target pendapatan dan laba kenaikan sekitar 10-20%,” katanya kepada Bisnis, Sabtu (13/1/2024). 

Guna dapat mencapai target tersebut, TPMA berencana menambah setidaknya enam kapal baru yaitu 2 tug boat dan 4 tongkang ukuran 330 feed serta 1 crane barge. Meski demikian, Rudy belum dapat merincikan belanja modal yang akan dikeluarkan untuk mendanai pembelian kapal baru. 

Sementara itu, per September 2023, komoditas berfluktuasi. TPMA membukukan pendapatan US$48,03 juta atau sekitar Rp743,87 miliar (estimasi kurs Rp15.487 per dolar AS) per September 2023, Pendapatan usaha itu naik 5,27% dibandingkan US$45,62 juta per September 2022. 

Seluruh pendapatan TPMA berasal dari jasa pengangkutan. Perinciannya adalah kapal tunda dan tongkang US$35,13 juta dan floating crane US$12,89 juta. 

Di tengah pertumbuhan pendapatan, TPMA juga mencatatkan pertumbuhan laba. Laba bersih TPMA mencapai US$13,15 juta atau sekitar Rp203,71 miliar per September 2023, naik 37,14% dari US$9,59 juta per September 2022. 

Rudy Sutiono menyampaikan di tengah fluktuasi harga batu bara perusahaan masih bisa meningkatkan performa dalam industri pengangkutan barang curah. Bisnis TPMA tidak terlalu terpengaruh oleh harga batu bara, karena pelanggan menghitung berdasarkan volume pengangkutannya. 

Sementara itu, TPMA mencatatkan total aset US$113,44 juta per kuartal III/2023, naik dari US$107,38 juta pada akhir 2022. Perinciannya, total ekuitas US$91,11 juta naik dari sebelumnya US$88,83 juta, dan liabilitas juga naik menjadi US$22,33 juta dari sebelumnya US$18,55 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini