Bisnis.com, JAKARTA — PT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk. (MSIG) menargetkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan pada 2024. Termasuk pertumbuhan profitabilitas atau laba.
Adapun per Desember 2023, perseroan mencatatkan pertumbuhan laba 27,9% setelah pajak menjadi Rp220 miliar dibandingkan pada Desember 2022 Rp172 miliar.
Untuk mewujudkan pertumbuhan tersebut, ada beberapa strategi yang akan dilakukan perseroan pada tahun ini. Lukman Auliadi, selaku Head of Customer & Marketing Sinarmas MSIG Life mengatakan perseroan akan melakukan pengembangan kapasitas penjualan seluruh kanal distribusi yang ada di perusahaan melalui penyediaan solusi finansial yang beragam dan inovatif.
“Pengembangan kualitas tenaga pemasar juga dilakukan, serta pemantauan untuk pencapaian bauran produk yang profitable dan sustainable untuk jangka panjang,” kata Lukman kepada Bisnis, Minggu (14/1/2024).
Lukman mengatakan perusahaan akan terus menyediakan solusi perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan setiap nasabah, baik melalui produk tradisional dan Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) yang masing-masing memiliki manfaat yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.
“Dengan menyediakan beragam solusi baik melalui produk tradisional dan PAYDI, MSIG Life terus mewujudkan komitmen agar menjadi perusahaan asuransi jiwa yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh masyarakat,” kata Lukman.
Dalam laporan keuangan MSIG Life pada Desember 2023 yang dikutip dari laman resminya, perseroan mencatatkan laba setelah pajak sebanyak Rp87 miliar. Laba setelah pajak turun 76% apabila dibandingkan dengan perolehan per Desember 2022 yang mencapai Rp365 miliar.
Jumlah pendapatan perseroan juga sedikit menurun mencapai Rp3,7 triliun. Angka tersebut turun 4,55% dibandingkan Rp3,8 triliun pada Desember 2022. Jumlah beban juga meningkat 5,4% menjadi Rp4,2 triliun dari sebelumnya Rp3,9 triliun.
Dari sisi ekuitas, perusahaan memiliki permodalan yang kuat dengan Rp7,4 triliun, di mana sedikit turun 1,94% dari sebelumnya Rp7,6 triliun. Sementara liabilitas yang ditanggung lebih sedikit 4,57% dibandingkan Rp7,2 triliun pada Desember 2022 yakni Rp6,91 triliun.
Tingkat kesehatan finansial perseroan dilihat dari Risk Based Capital (RBC) mencapai 2014,48% pada Desember 2023. Angka tersebut jauh berada di atas ambang batas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 120%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel