BI Catat Utang Luar Negeri Indonesia Rp6.235 Triliun, Terdorong Kebijakan Pemerintahan Jokowi

Bisnis.com,16 Jan 2024, 05:56 WIB
Penulis: Newswire
Ilustrasi utang luar negeri Indonesia/Bisnis - Himawan L Nugraharn

BI Catat Utang Luar Negeri Indonesia Rp6.235 Triliun, Melonjak Disebabkan Pemerintah


Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengumumkann utang luar negeri (ULN) Indonesia per November 2023 mencapai US$400,9 miliar atau sekitar Rp6.235,95 triliun. 

Jumlah utang luar negeri ini melonjak 2,0 persen year-on-year (yoy). Sementara dibandingkan posisi Oktober 2023, jumlah ini juga lebih tinggi 0,7% (yoy).

"Perkembangan ULN ini terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (16/1/2024). 

Menurutnya, meski terjadi kenaikan jumlah, struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat. Ini tercermin dari rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,3%, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,1% dari total utang luar negeri. 

"Peran utang luar negeri juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian," ujarnya

Dari jumlah ini, utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar US$192,6 miliar. Melonjak 6% (yoy). Sedangkan dengan bulan sebelumnya meningkat 3%.

Lonjakan utang pemerintah ke luar negeri terutama disebabkan oleh peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional dalam bentuk sukuk global. 

Disebutkan utang pemerintah ke luar negeri utamanya untuk mendukung belanja prioritas pemerintah dan perlindungan masyarakat. Perinciannya utang luar negeri 2023 untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 23,8%, administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,6%), jasa pendidikan (16,7%), konstruksi (14,1%), serta jasa keuangan dan asuransi (9,9%).

Sementara itu, utang luar negeri swasta terus menurun. Posisi utang swasta pada November 2023 tercatat sebesar US$196,2 miliar. Jumlah ini longsor 3,2% (yoy). 

Sektor swasta yang rajin mengurangi utang luar negerinya adalah lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 6,1% (yoy) dan 2,5 % (yoy). 

Sedangkan berdasar sektor ekonomi, swasta yang paling banyak menarik utang luar negeri yakni sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,6℅ dari total. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini