Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate akan tetap dipertahankan pada level 6% pada awal tahun ini.
Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2024 pada Rabu (17/1/2024).
Josua mengatakan, dari sisi global, ketidakpastian masih tetap tinggi. Tekanan pada inflasi negara maju terutama Amerika Serikat (AS), yang masih berlanjut, menimbulkan ketidakpastian terkait dengan arah suku bunga kebijakan global ke depan.
Tercatat, inflasi AS pada Desember 2023 mencapai 3,4% secara tahunan,naik dari 3,1% pada November 2023. Penurunan harga energi global, kata Josua, tertahan akibat eskalasi konflik di Timur Tengah, terutama terkait gangguan di Laut Merah.
“Kami mengantisipasi bahwa inflasi AS belum akan turun dengan cepat menuju target 2%, sehingga kami masih melihat kemungkinan the Fed memangkas suku bunga acuan pada paruh kedua tahun 2024,” katanya kepada Bisnis, Selasa (16/1/2024).
Sementara di dalam negeri, Josua mengatakan perkembangan ekonomi terus menunjukkan ketahanan. Tingkat inflasi misalnya, terkendali dan tercatat rendah sebesar 2,61% pada akhir 2023.
Di sisi sektor eksternal, surplus perdagangan Indonesia bertahan hingga akhir 2023, di mana pada Desember mencapai US$3,3 miliar, naik dari US$2,4 miliar pada bulan sebelumnya.
Berlanjutnya surplus perdagangan berhasil mendukung cadangan devisa yang mencapai US$146,4 miliar pada akhir 2023.
Oleh karena itu, nilai tukar rupiah berhasil menguat sebesar 1,11% dari akhir 2022 menjadi Rp15.397 per dolar AS pada akhir 2023.
Sementara itu, pada minggu kedua Januari 2024, rupiah cenderung bergerak sideways di kisaran Rp15.400-Rp15.600 per dolar AS.
“Mengingat perkembangan terakhir, baik dari sisi global maupun domestik, kami memperkirakan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga BI rate di level 6,00% pada RDG bulan Januari 2024 ini,” kata Josua.
Menurutnya, BI memiliki ruang untuk menurunkan BI Rate pada paruh kedua 2024, mempertimbangkan sikap hati-hati the Fed terhadap penurunan suku bunga pada 2024, ditambah dengan risiko inflasi domestik yang sedang berlangsung di paruh pertama tahun ini akibat El-Nino.
“Oleh karena itu, kami terus mempertahankan perkiraan kami bahwa BI Rate akan berada di level 5,50% pada akhir 2024,” jelas Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel