Semenanjung Korea Memanas, Korsel Sanksi Pihak Terkait Program Senjata Korut

Bisnis.com,17 Jan 2024, 15:26 WIB
Penulis: Reyhan Fernanda Fajarihza
Kompetisi tembakan artileri antara unit artileri di bawah Korps 7 Tentara Rakyat Korea dan Korps 9 berlangsung di tempat latihan di Korea Utara, 12 Maret 2020 dalam gambar yang disediakan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara. KCNA melalui REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA — Situasi semenanjung Korea kembali memanas setelah Korea Selatan (Korsel) menjatuhkan sanksi kepada beberapa pihak terkait program pengembangan senjata milik Korea Utara (Korut).

Dilansir Reuters pada Rabu (17/1/2024), Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengumumkan bahwa sanksi tersebut dijatuhkan kepada dua individu, tiga entitas, dan 11 kapal yang terkait dengan program nuklir dan rudal Korea Utara.

“Pihak yang masuk daftar hitam tersebut sebagian besar terlibat dalam penyelundupan energi ilegal di laut,” demikian keterangan resmi kementerian tersebut. 

Pengumuman sanksi itu disampaikan setelah Korea Utara melakukan uji coba rudal hipersonik barunya beberapa hari lalu. Uji coba itu dikutuk keras oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) karena dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Sebelumnya, Korut juga telah mengumumkan penghentian kebijakan lintas batas yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Negeri pimpinan Kim Jong-un itu lantas membubarkan beberapa lembaga pemerintah yang menangani hubungan antar-Korea, sekaligus mendeklarasikan Korea Selatan sebagai negara musuh.

Di tengah situasi kebuntuan di PBB, Korsel telah menjatuhkan berbagai sanksi terhadap Korut, baik secara individual maupun bersama dengan AS dan Jepang. Korsel disebut berupaya menekan sumber pendanaan yang dimiliki negara tetangganya.

Sementara itu, militer Korea Selatan mengatakan bahwa mereka mengadakan latihan maritim  gabungan dengan pasukan AS dan Jepang selama tiga hari mulai Senin (15/1/2024) lalu, yang melibatkan kapal induk AS Carl Vinson demi merespons ancaman Korea Utara.

Utusan nuklir ketiga negara juga dikabarkan tengah menjadwalkan pembicaraan di Seoul, Korea Selatan pada Kamis (18/1/2024) besok.

Adapun, pemimpin partai oposisi utama Korea Selatan, Partai Demokrat, mengkritik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un karena menggambarkan Korea Selatan sebagai “musuh utama.”

Setali tiga uang, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan tindakan Korut adalah tindakan politik yang bertujuan memecah belah Korea Selatan, dan memperingatkan bahwa setiap provokasi Korea Utara akan ditanggapi dengan skala berlipat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini