Nilai Tukar Rupiah Stabil, Bos BI: Lebih Baik dari Ringgit hingga Baht

Bisnis.com,17 Jan 2024, 15:54 WIB
Penulis: Maria Elena
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah hingga 16 Januari 2024 relatif stabil.

Hal ini tercermin dari depresiasi nilai tukar rupiah yang hanya sebesar 1,24% dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2023.

Selain itu, stabilnya nilai tukar rupiah kata Perry didukung oleh kebijakan stabilisasi BI dan kembali masuknya aliran portofolio asing, sejalan dengan tetap menariknya imbal hasil aset keuangan domestik dan tetap positifnya prospek ekonomi Indonesia.

“Perkembangan nilai tukar rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan mata uang regional lainnya, seperti Ringgit Malaysia, Baht Thailand, dan Won Korea Selatan yang masing-masing tercatat melemah sebesar 1,95%, 2,82%, dan 3,24%,” katanya dalam konferensi pers, Rabu (17/1/2024).

Ke depan, Perry mengatakan nilai tukar rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat. Perkembangan ini akan didukung oleh meredanya ketidakpastian global, kecenderungan penurunan yield obligasi negara maju, dan menurunnya tekanan penguatan dolar AS. 

Lebih lanjut, positifnya perkembangan nilai tukar rupiah ke depan juga didukung kebijakan stabilisasi BI serta penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI). 

“Koordinasi erat antara BI dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha terus diperkuat untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor SDA sejalan dengan PP No. 36/2023,” tutur Perry.

Sebelumnya diberitakan,

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke level Rp15.643 pada perdagangan hari ini, Rabu (17/1/2024) setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan menahan suku bunga acuan di level 6%. Mayoritas mata uang Asia lainnya juga terpantau melemah, sedangkan dolar AS menguat.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,32% atau 50,5 poin ke level Rp15.643 per dolar AS, setelah ditutup lesu pada perdagangan kemarin. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau menguat 0,08% ke posisi 103,43 pada sore ini. 

Sejumlah mata uang kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS, misalnya dolar Singapura turun 0,15%, yen Jepang turun 0,47%, dolar Taiwan ambles 0,57%, dan won Korea merosot 0,97%. Berikutnya, ringgit Malaysia melemah 0,52%, yuan China turun 0,13%, peso Filipina turun 0,13%, dan baht Thailand turun 0,27%. Hanya dolar Hongkong yang terpantau menguat 0,04%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini