Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan transaksi digital perbankan terus bertumbuh sepanjang 2023. Bukan itu saja, BI menilai bahwa transaksi digital seperti QRIS dan BI Fast telah mampu menurunkan inflasi.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.
Pada 2023, nilai transaksi digital banking tercatat Rp58.478,24 triliun, tumbuh 13,48% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sementara nilai transaksi uang elektronik meningkat 43,45% yoy sehingga mencapai Rp835,84 triliun. Nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh 130,01% yoy dan mencapai Rp229,96 triliun, dengan jumlah pengguna 45,78 juta dan jumlah merchant 30,41 juta yang sebagian besar merupakan UMKM.
Adapun, berdasarkan riset BI, Perry mengatakan digitalisasi nyatanya telah berkontribusi pada penurunan inflasi.
"Digitalisasi sistem pembayaran, termasuk QRIS dan BI Fast, ternyata mampu menurunkan inflasi, termasuk inflasi inti," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Rabu (17/1/2024).
Menurutnya, alasan digitalisasi itu mampu menurunkan inflasi karena digitalisasi telah mendorong adanya kompetisi harga. Dia menilai digitalisasi di sistem pembayaran selain memenuhi kebutuhan masyarakat, kebutuhan bisnis, juga menurunkan inflasi.
Perry juga melaporkan bahwa inflasi telah menurun dan terjaga dalam kisaran sasaran. Inflasi IHK per Desember 2023 tercatat sebesar 2,61% (yoy) menurun dari tahun sebelumnya sebesar 5,51% (yoy) sehingga berada dalam kisaran 3,0±1%.
Inflasi inti 2023 juga terjaga rendah sebesar 1,80% (yoy). Lalu inflasi volatile food juga terkendali sebesar 6,73% (yoy). Sementara, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,72% (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel