Dunia Usaha Bakal Moncer Kuartal I/2024, Pengusaha Tetap Waswas

Bisnis.com,18 Jan 2024, 21:52 WIB
Penulis: Afiffah Rahmah Nurdifa
Suasana di salah satu pabrik perakitan motor di Jakarta, Rabu (1/8/2018). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis peluang pertumbuhan kinerja terdongkrak pada kuartal I/2024, meskipun tetap waswas menghadapi berbagai tantangan yang dapat memengaruhi kegiatan dunia usaha.

Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia memperkirakan kegiatan dunia usaha meningkat dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 15,38% meningkat dari 13,17% pada kuartal IV/2023.

Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani mengatakan temuan Bank Indonesia tersebut diproyeksi konsisten hingga kuartal pertama 2024 atau lebih tinggi mendekati tingkat konsumsi pada periode ramadan dan lebaran tahun sebelumnya.

"Kami memproyeksikan kinerja usaha di Q1 2024 masih akan sangat kuat karena momentum konsumsinya konsisten sepanjang kuartal mulai dari imlek, pemilu hingga ramadan," kata Shinta, Kamis (18/1/2024).

Meski didukung optimisme tinggi, Shinta melihat dunia usaha tetap diadang tantangan jangka pendek yang perlu di waspadai pada periode ini yaitu pelemahan nilai tukar dan inflasi, khususnya terhadap barang kebutuhan pokok impor termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM).

Menurut Shinta, komponen-komponen tersebut masih memiliki risiko besar untuk naik dan menekan daya beli masyarakat. Terlebih, nilai tukar yang perlu dijaga stabilitasnya agar harga pasar lebih stabil, kinerja usaha dan kinerja penjualan di pasar dapat maksimal.

"Selain itu, kami juga berharap pesta demokrasi juga dapat berjalan tertib tanpa kekerasan, huru hara, atau tindakan pemicu instabilitas lainnya," tuturnya.

Senada, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia juga menilai ada tantangan yang mesti dihadapi dan diantisipasi oleh pelaku usaha pada kuartal pertama tahun ini.

Plt. Harian Kadin Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan konflik geopolitik Palestina-Israel di Timur Tengah, Ukraina-Rusia di Eropa, ketegangan di Laut Merah, dan pengaruh pelemahan ekonomi China yang menghadapi krisis di sektor properti, dapat memengaruhi fluktuasi harga komoditas serta logistik pengiriman global.

"Dimana hal ini juga ikut berdampak pada dunia usaha serta kemampuan konsumsi masyarakat. Selain itu, dunia usaha juga mencermati arah kebijakan The Fed dalam menurunkan suku bunga dalam menjaga tingkat inflasi AS," ujarnya, dihubungi terpisah.

Kadin juga melihat potensi momentum tahun politik dengan hasil pemilu yang dapat memengaruhi para pelaku usaha dalam menggenjot ekspansi bisnis dan investasi di Indonesia.

Menurut Yukki, dalam jangka pendek, Pemilu dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi seiring kecenderungan meningkatnya konsumsi masyarakat.

"Dalam jangka panjang, dunia usaha mencermati dan berharap stabilitas politik untuk terlaksananya Pemilu yang damai," terangnya.

Di sisi lain, dia menilai momentum Tahun Baru Imlek serta ramadan akan menjadi katalis positif yang mendorong peningkatan konsumsi domestik. Hal ini disebut dapat menggairahkan dunia usaha untuk menyambut geliat konsumsi publik.

"Sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin Indonesia optimis dan realistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 ini bisa mencapai proyeksi kisaran diatas level 5%, yaitu pada kisaran 5,2% hingga 5,5%," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini