IHSG Ditutup Menguat, Saham Prajogo Pangestu TPIA, BREN, BRPT Ikut Melesat

Bisnis.com,18 Jan 2024, 16:30 WIB
Penulis: Annisa Kurniasari Saumi
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Selasa (19/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.252 pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (18/1/2024). Beberapa saham milik Prajogo Pangestu seperti TPIA, BREN, hingga PTRO yang akan diakuisisi Prajogo Pangestu bergerak menguat hari ini.

Berdasarkan data RTI pukul 16.00 WIB, sebanyak 250 saham menguat, 261 saham melemah, dan 258 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.185-7.267. Kapitalisasi pasar tercatat naik menjadi Rp11.534 triliun, dari sebelumnya Rp11.374 triliun.

Salah satu saham dengan peningkatan tertinggi hari ini adalah saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) yang naik 24,93% ke level Rp4.260 per saham. 

Saham lainnya yang juga menguat adalah saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang naik 9,71% ke level Rp5.650. Saham lainnya yang rencananya akan diakuisisi Prajogo Pangestu juga adalah PT Petrosea Tbk. (PTRO) yang naik 11,70% ke level Rp5.250 per saham.

Saham-saham lain yang juga menguat adalah saham BRPT naik 5,71% ke level Rp1.110, AMMN naik 3,82%, dan MDKA naik 5,53%.

Di sisi lain, saham bank berkapitalisasi pasar besar ditutup melemah seperti BBCA turun 0,77% ke level Rp9.675, dan BBRI turun 0,43% ke level Rp5.750. Sementara itu, dua saham bank lainnya yakni BMRI dan BBNI ditutup stagnan.

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya mengatakan Bursa regional Asia hari ini cenderung bergerak menguat di tengah pelaku pasar memantau perkembangan geopolitik di Timur Tengah, menyusul serangan baru Amerika Serikat (AS) terhadap sasaran Houthi di Yaman. 

Selain itu, AS merilis data data penjualan retail, di mana penjualan ritel pada bulan Desember 2023 tumbuh 0,6%, YoY setelah kenaikan 0,3% YoY di bulan November 2023 dan melebihi ekspektasi pasar yang sebesar 0,4% YoY. 

"Hal ini memberikan indikasi daya beli rumah tangga yang kuat sehingga pasar kembali mengurangi probabilitas pemangkasan suku bunga bank sentral tahun ini karena tetap tingginya ancaman inflasi," tulis Pilarmas Sekuritas, Kamis (18/1/2024). 

Di sisi lain Presiden ECB, Christine Lagarde, mengatakan bank sentral berada di jalur yang tepat untuk menurunkan inflasi namun masih jauh dari target 2%. Pasar berkesimpulan ECB mungkin tidak akan memangkas suku bunga secepatnya. 

Selanjutnya di Tiongkok, pemerintah negara tiarai bambu tersebut memberikan stimulus jumbo sebesar satu triliun yuan. Hal ini dilakukan untuk memulihkan dan meningkatkan kondisi ekonomi dalam negerinya. 

Dari dalam negeri, IHSG menguat namun diselimuti volatilitas pasar keuangan. Penguatan indeks ditopang oleh Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuannya di 6%.

Gubernur BI juga mengungkapkan dukungan permintaan domestik akan memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi di tahun ini. BI memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini mungkin berada di kisaran 4,7% YoY hingga 5,5% YoY.

-----------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini