Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) atau Bank Raya terus menjaga kinerja bisnis di tengah tren suku bunga acuan yang tinggi. Salah satunya, dengan membangun produk digital secara berkualitas yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi perbankan sehari-hari.
Hal ini disampaikan Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia yang juga mengatakan 2024 akan menjadi tahun yang penuh tantangan sekaligus memberikan banyak peluang.
“Maka, kami berharap bisnis tetap berjalan dan membawa dampak positif terutama pada perbankan,” ujarnya pada Bisnis yang dikutip, Minggu (21/1/2024).
Pihaknya juga terus melakukan review suku bunga secara berkala sesuai dengan ketentuan dan kebijakan pemerintah serta kondisi pasar. Apalagi, setelah adanya tekanan beberapa saat dari kondisi ekonomi yang dipengaruhi dari geopolitik, inflasi dan kenaikan suku bunga,
“Karena kami sadar bahwa kami masih harus mengoptimalkan rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM),” ujarnya.
Lebih lanjut, Bank Raya juga memproyeksikan profitabilitas dapat tumbuh secara berkelanjutan pada 2024. Hal tersebut sejalan dengan peningkatan fitur produk Bank Raya serta optimalisasi bisnis BRI Group dan ekosistem digital yang dimiliki Bank Raya.Bank Raya memang gencar memperkuat ekosistem di induknya, yakni BRI Group.
Tercermin, bagaimana perusahaan telah mengintegrasikan layanan perbankannya kepada agen Agen BRILink. Bank Raya juga menawarkan pinjaman tunai dari nasabah yang memiliki payroll di BRI.
Sebagaimana diketahui, Bank Raya mencatatkan laba bersih sebesar Rp14,67 miliar pada akhir September 2023 berbanding Rp32,47 miliar per September 2022.
Dari sisi intermediasi, Bank Raya menyalurkan pinjaman Rp5,62 triliun pada kuartal III/2023. Dari segi pendanaan, Bank Raya meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp7,06 triliun. Alhasil, aset Bank Raya menjadi Rp11,43 triliun.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Bank Raya Rustarti Suri Pertiwi mengatakan seiring dengan tren suku bunga tinggi, terdapat tantangan menjaga likuiditas dan mengelola biaya dana.
"Kami kemudian targetkan kenaikan CASA [current account saving account/CASA]. Ini di-support dari transaksi nasabah," ujarnya.
Di antara strategi memperkuat CASA atau dana murah adalah dengan pengembangan produk simpanan. Terbaru, Bank Raya meluncurkan fitur Saku Bisnis. Fitur ini melengkapi sejumlah fitur yang ada sebelumnya, seperti Saku Jaga di aplikasi Bank Raya.
Direktur Digital dan Operasional Bank Raya Bhimo Wikan Hantoro mengatakan produk Saku Bisnis ini ditujukan bagi nasabah pengusaha yang membutuhkan layanan pengaturan keuangan hingga payroll.
"Ada kebutuhan memisahkan pengaturan keuangan. Fitur ini pun diluncurkan untuk memberikan akses ke pengusaha dalam pemisahan pengaturan keuangan. Ada juga kemudahan misalnya dalam hal payroll," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel