Cak Imin & Mahfud Kompak Sebut Food Estate Gagal, Gibran Fokus ke Petani

Bisnis.com,21 Jan 2024, 20:17 WIB
Penulis: Dwi Rachmawati
Kawasan food estate di Kab. Humbang Hasundutan. - Istimewa/Diskominfo Sumut

Bisnis.com, JAKARTA - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor urut 02 Mahfud MD kompak menyinggung soal kegagalan proyek Food Estate dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Muhaimin dalam paparan visi misinya menyebut proyek Food Estate disebut menjadi bukti pemerintah mengabaikan petani.

"Petani penolong negeri tapi negara abai," ujar Cak Imin dalam debat cawapres, Minggu (21/2023).

Dia menilai upaya pengadaan pangan melalui proyek Food Estate selama 10 tahun terakhir telah mengabaikan petani, meninggalkan masyarakat adat serta menghasilkan konflik agraria.

Senada, cawapres nomor urut 03 Mahfud MD juga menyoroti program Food Estate yang dianggap gagal mewujudkan kedaulatan pangan. Menurutnya, sampai saat ini Indonesia belum berhasil berdaulat.

"Jangan seperti Food Estate yang gagal yang merusak lingkungan. Rugi dong kita," ucap Mahfud.

Di sisi lain, Mahfud juga menyinggung soal subsidi pupuk yang dianggap terlalu besar. Padahal jumlah petani dan lahan sedikit.

Sementara cawapres nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka justru fokus pada upaya mendorong kesejahteraan petani. Alih-alih menyinggung soal proyek Food Estate yang digaungkan ayahnya. Berbagai langkah seperti mempermudah akses pupuk, mengoptimalkan peran ID Food, Bulog hingga Badan Pangan Nasional (Bapanas).

"Generasi muda harus didorong smart farming," ucap Gibran.

Adapun, proyek Food Estate digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2022. Food Estate merupakan proyek terintegrasi untuk meningkatkan ketahanan pangan yang mencakup pertanian, perkebunan dan bahkan peternakan di suatu kawasan.

Proyek ini masuk sebagai salah satu program strategis nasional (PSN) 2020-2024 yang diatur dalam peraturan menteri koordinator Bidang Perekonomian RI No. 9/2022.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Jumat (18/8/2023), Presiden Jokowi menjelaskan bahwa ketersediaan komoditas seperti gandum, gula, hingga beras menjadi masalah di semua negara. Bahkan, harga bahan-bahan pangan tersebut sedang naik tinggi saat ini.

Presiden menilai dalam mengantisipasi kondisi krisis pangan, maka Food Estate diperlukan untuk cadangan pangan, baik cadangan strategis, maupun untuk diekspor apabila menghasilkan secara melimpah dan negara lain membutuhkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini