Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengimbau agar pemain financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending tetap menjaga kualitas pendanaan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar memandang proses Pemilu memberikan efek tersendiri kepada setiap industri, termasuk industri fintech P2P lending.
Entjik menuturkan bahwa dalam penyaluran pendanaan pada industri P2P lending, AFPI terus mengantisipasi perubahan-perubahan dan dinamika kondisi pasar dan kondisi sosio-ekonomi dalam memberikan dorongan dan support kepada anggota AFPI.
“Hal yang terpenting adalah untuk menjaga kualitas pendanaan dan layanan pada masyarakat,” ujar Entjik kepada Bisnis, Selasa (23/1/2024).
Entjik menyampaikan bahwa AFPI juga terus memberikan imbauan dan arahan kepada anggota untuk terus berinovasi dalam meningkatkan mitigasi risiko dan keamanan sistem informasi, serta penegakan proses pelaksanaan usaha yang beretika dan menjunjung tinggi pelindungan konsumen.
“Saya optimis dengan optimalnya pelaksanaan hal-hal tersebut di atas, maka industri ini akan terus tumbuh sehat di tahun politik ini,” katanya.
Di samping itu, AFPI juga optimistis di tahun politik ini akan terjadi gairah baru dari investor untuk berinvestasi pada industri fintech P2P lending.
Entjik menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan sudah semakin lengkap dan matangnya regulasi serta kebijakan yang diberlakukan oleh OJK.
Selain itu, Entjik melihat pada tahun ini OJK juga merencanakan dibukanya moratorium perizinan untuk segmen produktif baik konvensional maupun syariah.
“Kami mengundang investor-investor dan penyelenggara-penyelenggara baru untuk berpartisipasi di Industri ini ketika moratorium nantinya telah dibuka,” tuturnya.
Adapun jika menengok kinerja periode 2023, Entjik mengungkap bahwa kinerja industri fintech P2P lending cukup baik.
Selama 2023, AFPI mencatat pertumbuhannya hampir mencapai 20% dan tingkat keberhasilan bayar 90 hari (TKB90) terjaga di angka sekitar 97,2% dan kredit macet masih di bawah 3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel