Tahun Politik, Bahlil Pede Target Investasi 2024 Rp1.650 Triliun Tercapai

Bisnis.com,24 Jan 2024, 18:18 WIB
Penulis: Maria Elena
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat wawancara dengan Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimistis target investasisenilai Rp1.650 triliun pada tahun ini akan tercapai meski investor cenderung wait and see menunggu hasil Pemilu 2024.

“Begitu ada perintah dari Presiden, target Rp1.650 triliun tahun ini, maka saya dengan tim, DPMPTSP [Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu], setelah rakor kemarin mereka katakan akan tetap, tidak melakukan penyesuaian target,” katanya dalam konferensi pers, Rabu (24/1/2024).

Bahlil mengatakan, untuk mengejar target investasi tersebut, dinamika politik di tengah pemilu tetap harus dijaga stabil.

“Namanya politik itu pasti ada dinamika, tapi harus kita pikirkan kedewasaan agar investor yakin. Investor itu cuma dua saja, merasa aman dan trust,” jelas Bahlil.

Dia juga menyampaikan bahwa pemerintahan terus mendorong peningkatan investasi pada sektor infrastruktur dan hilirisasi. Investasi pun akan diperluas pada sektor-sektor lainnya, tidak hanya pada sektor pertambangan.

Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi sepanjang 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun, meningkat 17,5% secara tahunan.

Bahlil mengatakan, realisasi investasi tersebut melebihi target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar Rp1.400 triliun pada 2023.

“Target kami dari Presiden dinaikkan jadi Rp1.400 triliun, target RPJMN Rp1.900,8 triliun dan alhamdulillah tercapai Rp1.418,9 triliun,” katanya.

Dengan realisasi investasi tersebut, Bahlil mengatakan sebanyak 1,82 juta tenaga kerja telah terserap sepanjang 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini