Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA Jahja Setiaatmadja menilai peluang bisnis terus tumbuh jelang Pemilu 2024.
Hal ini tercermin bagaimana BCA mencatatkan pertumbuhan kredit menyentuh 13,9% sepanjang 2023. Di mana, lompatan yang signifikan terjadi sebesar 5,8% pada kuartal IV/2023
“Hampir separuh kenaikan kredit terjadi di kuartal terakhir, kita tahu Pemilu makin dekat. Meski, secara industri tidak terlampau besar. Tapi, di BCA sendiri demand kredit itu sudah cukup besar,” katanya dalam Paparan Kinerja 2023, Kamis (25/1/2024).
Menariknya, Jahja mencatat bahwa selama tahun 2023, kredit investasi mengungguli kredit modal kerja. Artinya, ini mengindikasikan bahwa para pelaku bisnis lebih berani melakukan investasi untuk perkembangan bisnis di Indonesia ke depan.
Jahja juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit industri secara keseluruhan pada tahun 2023 mencapai sekitar 10%, dan bank-bank menetapkan target kredit tumbuh sebesar 8%-10% untuk tahun 2024.
"Dengan loan growth sekitar 10% di industri dan sekarang bank secara umum mencatatkan target pertumbuhan kredit 8%-10%, dapat dikatakan bahwa situasi bisnis tidak mengalami lonjakan yang signifikan, tetapi tetap ada ekspektasi positif di dalamnya," jelas Jahja.
Dia pun menyebut, tantangan perbankan saat ini adalah menyediakan kredit yang diperlukan oleh masyarakat dan pelaku bisnis.
“Kredit ada dua macam, untuk bisnis dan individu. Untuk kredit individu itu sangat sensitif [terhadap suku bunga], misal KPR kita beri promo, langsung melonjak tinggi,” ujarnya.
Akan tetapi, hal ini tidak berlaku untuk kredit modal kerja yang tergantung dengan kinerja bisnis masing-masing.
“Kalau penjualan perusahaan meningkat, tentu penggunaan modal kerja kredit meningkat, kalau tidak dibutuhkan buat apa mereka ambil,” ucapnya.
Terakhir, bank juga akan terus memantau kebutuhan kredit, baik untuk keperluan individu maupun bisnis, sambil tetap menjaga kebijakan risiko yang wajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel