Soal Perang Dingin China vs AS, Prabowo: Indonesia Tak Akan Berpihak

Bisnis.com,26 Jan 2024, 11:09 WIB
Penulis: Surya Dua Artha Simanjuntak
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menekankan tak akan memihak dalam perang dingin China dan Amerika Serikat (AS) / ANTARA-M Fikri Setiawan.

Bisnis.com, JAKARTA – Calon presiden nomor urut 2 sekaligus Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menyatakan tidak akan berpihak ke salah satu kubu dalam perang dingin antara China dengan Amerika Serikat (AS).

Pernyataan itu Prabowo sampaikan ketika melakukan wawancara dengan media asing asal AS, Newsweek. Prabowo mengaku khawatir dengan perkembangan kompetisi antara China dan AS.

Prabowo meyakini, sebagai dua negara adikuasa, selisih paham antara China dan AS terasa di seluruh dunia. Khusus Indonesia, Prabowo mengaku khawatir dengan perkembangan yang terjadi di kawasan Asia Pasifik.

"Kawasan Asia-Pasifik terkena dampak langsung dari ketegangan ini. Ini berdampak pada negara-negara tetangga kami. Hal ini berisiko memperburuk keamanan dan stabilitas kawasan dan berdampak buruk terhadap perekonomian dan pembangunan kami," kata Prabowo, dikutip dari laporan Newsweek, Jumat (26/1/2024).

Menteri pertahanan RI ini menekankan, baik AS maupun China merupakan mitra penting bagi Indonesia. Menurutnya, Indonesia punya hubungan yang baik dengan kedua negara itu.

Dia menjelaskan, hubungan baik Indonesia-AS sudah terjalin selama beberapa dekade belakangan. Bahkan, lanjutnya, AS merupakan mitra terpenting Indonesia di berbagai sektor.

Meski demikian China tidak kalah krusial. Prabowo menilai China sebagai mitra yang sangat penting di sektor perekonomian. Terlebih pengaruh China di kawasan Asia Pasifik sangat terasa.

Oleh sebab itu, jika terpilih menjadi presiden maka Prabowo akan menjaga hubungan antara Indonesia dengan dua negara adikuasa itu. Dia menegaskan, Indonesia di bawah kepemimpinannya tidak akan berpihak ke salah satu negara.

"Yang tidak akan saya lakukan sebagai presiden adalah bersekutu dengan salah satu kubu. Indonesia terlalu besar untuk bersekutu dengan negara lain. Indonesia hanya bisa bersekutu demi kepentingan terbaik Indonesia!" katanya.

Prabowo menekankan filosofi hidupnya: "1.000 teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak". Filosofi itu, lanjutnya, juga akan menjadi panduan dalam memimpin Indonesia—baik dalam urusan domestik maupun internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Taufan Bara Mukti
Terkini