Asosiasi Fintech Bidik Penyaluran Pinjaman Tumbuh 5% Tahun Ini

Bisnis.com,27 Jan 2024, 04:00 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Ketua Umum AFPI Entjik S Djafar berbincang dengan Redaktur Pelaksana Bisnis Indonesia Hendri T. Asworo dalam kunjungan ke redaksi, Jumat (26/1/2024)./Bisnis - Eusebio Chrysnamurti.

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) membidik pertumbuhan penyaluran pinjaman financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending sebesar 5% pada tahun naga kayu 2024.

“Target tumbuh 5% tahun ini karena demand saja, ada permintaan masyarakat,” kata Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia, Jumat (26/1/2024).

Entjik menuturkan, dengan target 5% itu diharapkan pendanaan konsumtif maupun produktif dapat melaju. “Tapi kelihatannya di produktif yang akan tumbuh [mendominasi],” imbuhnya.

CEO DanaRupiah itu menyampaikan bahwa industri fintech P2P lending terpukul pada 2023 karena adanya mafia fraud dan kelompok peminjam yang tidak membayar pinjaman. Imbasnya, Entjik menyebut rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) industri fintech menanjak.

“Ketika NPL naik, hampir 80% yang dari 20 besar [pemain] fintech itu membuat satu kebijakan bahwa kita lebih bagus, lebih banyak kita kasih ke repeat borrower sehingga yang nasabah baru itu banyak yang ditolak,” ungkapnya.

AFPI juga melihat adanya peluang bagi industri fintech untuk terus tumbuh. Hasil riset AFPI-EY menunjukkan total kebutuhan pembiayaan UMKM pada tahun 2026 diproyeksikan mencapai Rp4.300 triliun dengan kemampuan suplai sebesar Rp1.900 triliun sehingga akan ada gap kredit sebesar Rp2.400 triliun.

Selain itu, masih ada 186 juta individu usia produktif di atas 15 tahun. Perinciannya, ada sebanyak 46,6 juta UMKM yang belum memiliki akses kredit dan 132 juta individu yang belum memiliki akses kredit.

Menurut Entjik, dengan 101 penyelenggara fintech P2P lending yang telah mengantongi izin dari OJK, belum cukup dalam mengejar gap kredit.

Jika menengok kinerja per September 2023, outstanding pinjaman di industri ini mencapai Rp55,69 triliun dengan 1,1 juta lender (entitas) dan 121,96 juta borrower (entitas). Secara agregat, pinjaman yang telah disalurkan mencapai Rp696,86 triliun.

Di sisi lain, tingkat keberhasilan bayar pada hari ke-90 (TKB90) berada di level 97,18%. Artinya, tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) alias kredit macet di industri fintech P2P lending berada di angka 2,82%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini