Iran Bantah Tudingan Terlibat Serangan ke Pangkalan Militer AS di Yordania

Bisnis.com,29 Jan 2024, 14:42 WIB
Penulis: Erta Darwati
Helikopter militer Houthi melayang di atas kapal kargo Galaxy Leader saat para pejuang Houthi berjalan di dek kapal di Laut Merah dalam foto ini yang dirilis pada 20 November 2023. Media/Handout Militer Houthi melalui REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Perwakilan tetap Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membantah tuduhan dan menyatakan tidak terlibat serangan pesawat tak berawak (drone) ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di perbatasan Yordania dan Suriah. 

Diplomat Iran mengeluarkan bantahan tersebut menyusul tuduhan pemerintah AS terhadap Iran yang menganggap terlibat dalam serangan. 

Komando Pusat AS melaporkan bahwa serangan pesawat tak berawak (drone) yang diluncurkan oleh kelompok pro-Iran telah menewaskan 3 prajurit AS dan melukai 34 lainnya di Yordania, pada Minggu (28/1/2024). 

Melansir TASS, Kepala Pentagon AS Lloyd Austin bersumpah untuk membalas terhadap milisi yang didukung Iran pada waktu dan tempat yang telah direncanakan. 

Saluran TV Al Hadath melaporkan bahwa serangan tersebut menghantam sebuah pangkalan yang dikenal sebagai Menara 22 dekat kamp militer AS.

Sementara itu, saluran tersebut mengatakan bahwa AS sedang menyelidiki mengapa sistem pertahanan udara yang dipasang di pangkalan Al-Tanf Suriah gagal mencegah serangan pesawat tak berawak (drone). 

Sebelumnya, Menteri Komunikasi Pemerintah Yordania Muhannad Mubaidin membantah pernyataan Presiden AS Joe Biden yang menyebut pasukan AS diserang di wilayah negaranya. 

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pangkalan Al-Tanf Suriah, dekat perbatasan Yordania, yang diserang.

Kemudian, Bloomberg menyatakan bahwa AS sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk menanggapi serangan terhadap pangkalannya di Timur Tengah itu, termasuk kemungkinan melakukan operasi rahasia terhadap Iran. 

Menurut kantor berita itu, serangan itu akan memaksa AS memberikan tanggapan yang lebih kuat, yang akan melebihi skala yang dilakukan setelah pecahnya konflik Timur Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini