Bisnis.com, JAKARTA – Penggunaan QR code barangkali sudah menjadi kebiasaan baru atau new normal dalam beberapa tahun belakangan sebagai substitusi pembayaran via uang tunai. Namun, masyarakat perlu tetap perlu waspada karena digitalisasi berpeluang terpapar risiko peretasan QR Code.
Apalagi, para peretas selalu menemukan cara untuk mengelabui pengguna QR code. Terbaru, Check Point Software Technologies mempublikasikan trik yang digunakan peretas untuk menyerang sistem QR code.
Dalam publikasi penyedia layanan keamanan siber itu, para peretas memanfaatkan QR code untuk mengarahkan pengguna ke halaman rahasia, dengan tujuan mengirimkan malware dan mencuri informasi.
“Terdapat sebanyak 20.000 contoh serangan terhadap QR codes dalam 2 pekan terakhir,” tulis Check Points Live Cyber Threat Map-nya, dikutip dari Hackread.com, Senin (29/1/2024).
Sebelumnya, penelitan Check Points menemukan tren lonjakan serangan phising lewat QR code sebesar 587% dalam periode Agustus – September 2023.
Tren itu disinyalir terkait dengan kurangnya proteksi oleh solusi keamanan serta semakin banyaknya aktivitas pemindaian QR code.
Pada Oktober 2023, laporan SlashNext menyebutkan peningkatan jumlah aksi phising menggunakan QR code. Caranya, peretas menggunakan Quishing, sebuat tool yang memasukkan malware berupa tautan unduhan ke dalam sejumlah platform QR code.
Peretas kemudian mengarahkan pengguna untuk mengunjungi situs phising ataupun mengunduh malware yang dipasang.
Serangan semacam itu sulit dideteksi atau digagalkan karena adanya banyak lapisan, maka diperlukan sistem keamanan berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), kemampuan memecahkan kode serangan, dan perlindungan berlapis.
Dengan menerapkan praktik tersebut di atas, maka serangan phishing dapat dicegah dan sistem dalam terlindungi dengan baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel