Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Jago Tbk. Masih mendapatkan opsi buy menurut konsensus para analis. Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 10 analis menyarankan buy untuk saham berkode ARTO ini. Adapun 4 lainnya memberikan opsi hold, dan 3 analis merekomendasikan jual.
Dalam 52 minggu terakhir, saham Bank Jago menguat 3,2% dibandingkan dengan kenaikan sebesar 4,1% pada perusahaan sejenis di Bloomberg. Adapun, dalam 30 hari terakhir, harga saham sudah naik sebesar 18%.
Analis Sinarmas Sekuritas Ivan Purnama Putera mengatakan salah satu sentimen positif adalah informasi mengenai akuisisi Tokopedia oleh Tiktok yang mengerek harga saham hingga ke level Rp3.400. “Meskipun untuk melihat keberhasilan [kinerja dari akuisisi] ini, posisinya kita masih menunggu laporan kinerja kuartalan,” ujarnya ketika dihubungi, Jumat (26/1/2024).
Dia menambahkan keberhasilan Bank Jago dalam mengembangkan bisnisnya tidak terlepas dari adaptasinya terhadap perubahan tren dan dinamika pasar. Ekosistem yang juga didukung oleh GOTO membuat bisnis Bank Jago ikut ter-support.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2023, Bank Jago membukukan laba bersih Rp50,29 miliar, meningkat 24% secara tahunan dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp40,57 miliar.
Laba bank terdorong oleh kinerja pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik dari 22,91% menjadi Rp1,2 triliun. Meski begitu, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) turun dari 10,47% pada September 2022 menjadi 9,97% pada September 2023.
Selain kinerja pendapatan bunga bersih, laba bank terdorong oleh pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang naik dua kali lipat dari Rp8,9 miliar menjadi Rp17,87 miliar. Dari sisi intermediasi, Bank Jago membukukan penyaluran kredit Rp10,9 triliun, tumbuh 33% yoy.
Aset bank pun naik 21% yoy menjadi Rp19,12 triliun. Bank Jago juga telah mencatatkan perbaikan kualitas kredit. Tercatat, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross turun dari level 2,1% pada September 2022 menjadi 1,15% pada September 2023. Lalu, NPL nett turun dari 0,95% pada September 2022 ke level 0,14% pada September 2023.
Dari sisi pendanaan, Bank Jago telah berhasil meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp10,3 triliun, tumbuh 41% yoy. Dana murah atau current account saving account (CASA) mendominasi komposisi DPK sebesar 73%.
Pada akhir kuartal III/2023, Bank Jago mencatatkan jumlah nasabah sebanyak 9 juta, termasuk 7,4 juta nasabah funding pengguna aplikasi Jago. Jumlah pengguna aplikasi Jago bertambah 3,2 juta orang atau tumbuh 76% yoy.
Pertumbuhan DPK terjadi seiring dengan inisiatif kolaborasi dan inovasi emiten bank digital berkode ARTO ini. Terbaru, Bank Jago berkolaborasi dengan GoPay, bagian dari GoTo Financial, meluncurkan GoPay Tabungan by Jago.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menyebutkan Bank Jago menempatkan dirinya pada bank digital yang mendapat respons positif jika melihat level valuasi yang dimiliki saat ini. Dengan kolaborasi bersama platform digital besar, lanjutnya, tentu masih menjadi core bisnisnya dan menjadi katalis positif.
“Gopay memiliki ekosistem yang besar baik yaitu Gojek dan Tokopedia dengan nilai transaksi GTV tahun 2023 kami perkirakan bisa kembali di atas Rp600 triliun. Porsi transaksi Gopay bisnis Fintech terbesar lebih 60%,” kata Alfred.
Kolaborasi, kata Alfred, tentunya akan mendongkrak performa Bank Jago baik aktivitas funding dan juga lending. Untuk dana simpanan Bank Jago per kuartal III/2023, katanya, masih sebesar Rp10 triliun-an, begitu juga penyaluran kredit di periode yang sama masih sebesar Rp10,5 triliun.
“Jadi, dengan melihat pasar yang dimiliki Gopay potensinya dalam mendongkrak performa sangat besar,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel