Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.810 per Dolar AS, Mata Uang Asia Bervariasi

Bisnis.com,29 Jan 2024, 15:45 WIB
Penulis: Artha Adventy
Uang dolar dan rupiah di salah satu money changer di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup menguat ke level Rp15.810 per dolar AS pada perdagangan awal pekan, Senin (29/1/2024) meskipun indeks dolar naik.

Berdasarkan data Bloomberg mata uang rupiah ditutup naik 0,09% atau 15 poin ke level Rp15.810 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terpantau naik 0,10% ke level 103,325. 

Mata uang kawasan Asia lainnya terpantau bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,20%, dolar Hong Kong naik 0,01%, dolar Singapura naik 0,01%, dolar Taiwan naik 0,17%, peso Filipina menguat 0,06%, dan bath Thailand naik 0,27%. 

Sementara itu mata uang yang melemah terhadap dolar AS adalah ringgit Malaysia turun 0,11%, yuan China melemah 0,04%, dan rupee India turun 0,03%. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan data menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS meningkat 0,2% bulan lalu setelah penurunan 0,1% yang tidak direvisi pada bulan November. 

Dalam 12 bulan hingga Desember, indeks harga PCE meningkat 2,6%, menyamai kenaikan bulan November yang belum direvisi. 

"Angka-angka tersebut sesuai dengan ekspektasi konsensus. Tingkat inflasi tahunan berada di bawah 3% selama tiga bulan berturut-turut," kata Ibrahim dalam riset harian, Senin (29/1/2024).

Pasca data inflasi, pasar berjangka suku bunga AS memperhitungkan peluang pelonggaran sekitar 47% pada pertemuan bulan Maret, turun dari probabilitas 51% pada Kamis malam, dan peluang 80% yang diperhitungkan pada dua minggu lalu, menurut aplikasi probabilitas suku bunga LSEG.

Pasar sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga pertama yang akan terjadi pada pertemuan bulan Mei, dengan probabilitas sekitar 90%, turun sedikit dari Kamis malam, yaitu sebesar 94%. Sekitar lima penurunan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin telah diperkirakan pada tahun ini. 

Pemerintah juga mengamini para ekonomi, yang tetap optimis bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 mampu mencapai di atas 5 persen. Demikian juga  dengan tahun ini, perekonomian Indonesia diramal akan semakin tinggi dan jauh dari kata resesi, walaupun gejolak geopolitik terus memanas.

Pada kuartal III/2023 perekonomian memang masih di bawah 5 persen, yakni 4,94 persen. Namun, jika dilihat dari sejumlah indikator, pada akhir tahun atau kuartal keempat 2023 pertumbuhan ekonomi bisa mencapai di atas 5 persen. Hal tersebut bisa dilihat dari indikator makroekonomi. 

Pada perdagangan Besok, Selasa (30/1/2024) Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang  Rp15.780- Rp15.840 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini