Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan syariah seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. bergeliat mengembangkan pasar pembiayaan syariah, terutama pembiayaan rumah atau KPR, di Indonesia. Hal ini seiring dengan potensi pasar yang dinilai besar.
BSI misalnya, optimistis prospek pembiayaan kepemilikan rumah makin meningkat pada tahun ini. Direktur Sales & Distribusi BSI Anton Sukarna mengatakan prospek ini diprediksi masih bergerak positif sejalan dengan proyeksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di mana pertumbuhan kredit perbankan bisa tumbuh di atas 10% pada 2024.
Adapun, BSI berancang-ancang untuk meraup pasar pembiayaan hunian itu. BSI menyambut baik soal rencana pemerintah menaikkan tenor kredit pemilikan rumah (KPR) hingga 35 tahun.
Menurut Anton, jika nantinya ada pilihan jangka waktu pembiayaan hingga 35 tahun, maka semakin banyak anak-anak muda yang memiliki peluang besar untuk memiliki rumah.
“BSI menyambut baik adanya wacana ini, tentu hal ini semakin membuka peluang kepemilikan rumah,” katanya dalam keterangan tertulis pada beberapa waktu lalu.
BSI juga terus mempermudah kepemilikan rumah, utamanya bagi generasi milenial melalui BSI Griya Simuda, skema cicilan ringan dengan tenor maksimal 30 tahun dan ekstra plafon hingga 120%. “Tentu ini bisa menjadi pilihan yang meringankan cashflow financial nasabah utamanya segmen anak muda,” ujar Anton.
Adapun, pembiayaan BSI Griya memiliki angsuran yang tetap, skema angsuran yang beragam, bebas biaya provisi dan taksasi, bisa dapat porsi haji, dan telah bekerja sama dengan lebih dari 3.500 developer di Indonesia. “Program BSI ini juga diharapkan dapat mengatasi masalah backlog perumahan,” katanya.
Tercatat, pembiayaan rumah di BSI hingga September 2023 mencapai Rp51,2 triliun tumbuh 10,6% secara tahunan (year on year/yoy).
Unit usaha syariah (UUS) milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) yakni BTN Syariah juga menggenjot pasar pembiayaan hunian di Tanah Air. Di antara upaya yang dilakukan BTN Syariah adalah dengan penguatan ekosistem.
“BTN Syariah memiliki infrastruktur pembiayaan syariah yang kuat serta jaringan mitra developer yang luas, sehingga kami yakin dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia untuk memiliki hunian dengan pembiayaan berskema syariah,” tutur Direktur Utama Bank BTN, Nixon L. P. Napitupulu.
Bisnis BTN Syariah memang masih didominasi penyaluran KPR berbasis syariah atau KPR BTN iB, baik subsidi maupun non-subsidi. Komposisi KPR syariah menempati 92,53% dari total pembiayaan BTN Syariah atau setara Rp33,11 triliun per September 2023.
KPR BTN Bersubsidi iB yang menyasar segmen subsidi mencatatkan pertumbuhan penyaluran hingga 21,67% yoy menjadi Rp22 triliun per September 2023. Sementara itu, KPR BTN iB non-subsidi tumbuh 15,32% yoy menjadi Rp11,11 triliun per September 2023.
Lalu, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. juga kian fokus menggarap target market di segmen pembiayaan konsumer, salah satunya melalui pembiayaan kepemilikan rumah.
SEVP Retail Banking Bank Muamalat Dedy Suryadi Dharmawan mengatakan bank syariah pertama di Indonesia ini bakal mengoptimalkan potensi pasar sektor properti yang dinilai masih cukup prospektif sesuai dengan fokus perusahaan di segmen ritel.
"KPR Hijrah Baitullah diluncurkan seiring dengan strategi bisnis bank pertama murni syariah ini yang ingin fokus pada segmen ritel konsumer di mana KPR akan menjadi kontributor terbesar. Nantinya, porsi pembiayaan ritel konsumer akan menjadi 60% dan segmen enterprise menjadi 40%," ujarnya.
Menurutnya, program KPR Hijrah Baitullah dapat digunakan untuk pembelian rumah baru, pengalihan pembiayaan (take over atau take over plus top up) dan pembiayaan konsumsi beragun properti atau refinancing.
Bank Muamal pun memberikan benefit dengan turut mengajak nasabah untuk berhaji sedini mungkin yang mana sejalan dengan program Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) selaku pemegang saham pengendali (PSP) Bank Muamalat.
Pada program ini nasabah akan mendapatkan manfaat lebih yaitu pembiayaan rumah sekaligus mendapatkan tabungan iB Hijrah Haji/Umrah sebesar Rp25 juta yang dapat dimanfaatkan untuk pendaftaran porsi haji atau biaya umrah bagi yang sudah berhaji.
Tabungan ini berlaku kelipatan per Rp1 miliar pembiayaan rumah dan maksimal untuk 4 porsi atau setara dengan pembiayaan rumah Rp4 miliar.
Upaya bank syariah meraup pasar pembiayaan hunian dilakukan seiring dengan potensinya yang besar. "Potensinya pembiayaan rumah secara syariah tergolong besar ke depannya terutama ketika pasar dan daya beli masyarakat mulai membaik," kata Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan.
Survei Penawaran dan Permintaan Pembiayaan Perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan potensi pasar KPR tahun ini.
Tercatat bahwa persentase responden rumah tangga yang berencana mengajukan KPR dan kredit peralatan rumah tangga diprakirakan meningkat pada enam bulan mendatang sejak Desember 2023, dari 7,9% responden rumah tangga menjadi 12,5% rumah tangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel