Bisnis.com. JAKARTA – PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) telah membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp4,09 triliun sepanjang 2023, naik 23% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan perolehan laba pada 2022 sebesar Rp3,32 triliun.
Perolehan laba bank terdorong oleh raupan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp9,91 triliun pada 2023, naik 13% yoy.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pun naik dari 4% pada 2022 menjadi 4,4% pada 2023.
Adapun, rasio profitabilitas bank kian menanjak. Tercatat, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) NISP naik dari 1,9% pada 2022 menjadi 2,1% pada 2023. Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) juga naik dari 10,5% menjadi 12%.
“Kami menutup tahun 2023 dengan kinerja yang solid. Kinerja positif tersebut turut didorong oleh pertumbuhan kredit 12% yoy dengan kualitas kredit yang terjaga baik," kata Presiden Direktur OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja dalam keterangan tertulis pada Selasa (30/1/2024).
Dari sisi intermediasi, NISP telah menyalurkan kredit Rp154 triliun, naik 12% yoy. Aset bank pun naik 5% yoy menjadi Rp250 triliun.
Kualitas aset bank pun terjaga, di mana rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross di level 1,6% pada 2023, turun dari posisi 2,4% pada 2022. NPL nett juga susut dari 1% ke level 0,6%.
Dari sisi pendanaan, OCBC Indonesia telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp182 triliun, naik 3% yoy. NISP mencatatkan rasio dana murah (current account saving account/CASA) sebesar 55,8%.
Sementara itu, jumlah dana tabungan mengalami pertumbuhan sebesar 14,6% yoy.
Selain itu, kinerja keuangan bank ditopang oleh permodalan dilihat dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) NISP di angka 23,7%.
Sementara likuiditas bank dilihat dari liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 206,2%, di atas ketentuan regulator.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel