Tiket Kereta Cepat Termurah Rp150.000, Kemenhub Optimistis Jumlah Penumpang Naik

Bisnis.com,30 Jan 2024, 16:27 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) saat berada di Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merespons positif rencana penerapan skema tarif dinamis (dynamic pricing) untuk moda Kereta Cepat WHOOSH.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, penerapan skema tarif untuk kereta cepat merupakan wewenang PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku operator. Menurutnya, skema ini merupakan salah satu upaya KCIC untuk meningkatkan jumlah penumpang, terutama pada jam-jam non sibuk (off peak hours).

"Kami menyambut baik inisiatif KCIC terkait skema tarif ini. Pemberlakuan ini dalam rangka meningkatkan layanan sekaligus okupansi kereta cepat di jam-jam tidak sibuk," kata Adita pada Selasa (30/1/2024).

Secara terpisah, General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menjelaskan harga tiket Kereta Cepat WHOOSH untuk kelas Premium Economy dengan skema dinamis akan dijual mulai dari Rp150.000, Rp175.000, Rp200.000, Rp225.000, hingga Rp250.000.

Dia mengatakan, skema ini akan berlaku mulai 3 Februari 2024 mendatang hingga ada kebijakan terkait tarif yang selanjutnya. Adapun, Eva juga tidak memperinci secara detail jangka waktu pemberlakuan skema tarif dinamis ini.

"Sejauh ini akan diberlakukan skema dynamic pricing mulai 3 Februari 2024. Tidak bisa dibilang juga akan selamanya pakai skema ini, pasti dari KCIC juga akan melakukan improvisasi terkait tarif ini ke depannya," jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Aditya Dwi Laksana mengatakan, penerapan tarif dinamis merupakan salah satu strategi KCIC untuk menggenjot tingkat okupansi penumpang.

Menurutnya, penerapan tarif dinamis ditujukan untuk meningkatkan okupansi penumpang terutama pada periode nonsibuk (off peak) seperti hari kerja.

Aditya menuturkan, tingkat okupansi kereta cepat saat tarif yang diberlakukan Rp150.000 masih cukup tinggi. Namun, tren tersebut mengalami penurunan saat tarif WHOOSH yang diberlakukan pada kisaran Rp200.000-Rp250.000.

"Harapannya dengan Rp150.000 di periode non sibuk itu bisa meningkatkan okupansi," ujar Aditya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini