Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan bahwa suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan mulai memangkas suku bunganya pada semester II/2024.
Adapun, hal ini diungkapkan oleh Perry dalam Stabilitas Moneter di Tengah Dinamika Ekonomi 2024 pada Kamis (1/2/2024) yang mengatakan bahwa Fed Fund Rate (FFR) memiliki probabilitas akan menurun.
“Baseline kami bahwa Fed Rate akan turun di semester dua. Belum akan semester satu. Berapa? Tiga kali. Berapa banyak? 75 basis point [bps],” terangnya, mengutip dari YouTube infobanktv pada Kamis (1/2).
Perry juga menuturkan bahwa pola suku bunga The Fed kini tampak lebih jelas yang menunjukan penurunan, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang masih belum diketahui apakah trennya akan meningkat atau menurun.
Mengenai inflasi Negeri Paman Sam, Perry menjelaskan bahwa inflasi Amerika Serikat akan menurun, namun belum sampai di bawah 2% sesuai dengan targetnya pada 2025.
Dia juga menjelaskan bahwa dolar masih bergerak naik turun, namun sudah menunjukan tren pelemahan dari tahun lalu. Perry juga berpendapat bahwa ada tidak ada probabilitas indeks dolar AS menyentuh 105. Terkait apakah dapat menyentuh angka 101 masih tergantung dari inflasi dan suku bunga AS.
“Tapi probability-nya yang 103 memang akan naik turun. Tapi tidak akan kembali menguat, tapi akan justru akan melemah. Di semester 1 makanya masih akan naik turun,” tuturnya.
Perry kemudian mengatakan bahwa sikap Bank Indonesia akan tetap optimistis, tetapi waspada dalam menghadapi perekonomian saat ini.
“Tapi kalau kita takar gelombang dinamika ekonomi dunia 2024-2025 lebih kecil dari 2023 apalagi 2022. Apakah tidak terjadi gelombang? That's life, tapi gelombangnya tidak sebesar ini. Itulah optimis tetap waspada,” jelas Perry.
Sebagaimana diketahui, pada Kamis dini hari (31/1/2024) The Fed telah mempertahankan suku bunga dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada level 5,25%-5,5%. Keputusan ini diambil oleh para anggota komite dengan suara bulat.
Langkah tersebut kemudian menunjukan bahwa FOMC menunjukan sikap tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga hingga mendapatkan keyakinan lebih besar bahwa inflasi bergerak berkelanjutan menuju target 2%.
"Berdasarkan pertemuan hari ini, saya tidak berpikir kemungkinan komite akan mencapai tingkat kepercayaan diri pada saat pertemuan bulan Maret 2024," ungkap Powell dalam pernyataannya setelah pertemuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel