Bisnis.com, JAKARTA — Tim likuidasi PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha atau Wanaartha Life (Dalam Likuidasi) menyampaikan akan melelang aset tanah dan bangunan perusahaan asuransi jiwa milik Evelina Pietruschka, Manfred Pietruschka, dan R. Fadil Pietruschka.
Ketua Tim Likuidasi Wanaartha Life (Dalam Likuidasi) Harvardy Muhammad Iqbal mengatakan bahwa tim likuidasi telah meminta bantuan kepada agen properti untuk memasarkan aset tanah dan bangunan Wanaartha yang berlokasi di Mampang, Serpong, Lampung, Surabaya, dan Bandung.
“Kami dapat info itu [aset tanah dan bangunan] sudah ada beberapa potential buyer, tapi kami tentu harus mencari nilai yang paling baik dan paling tinggi dari yang ada,” kata Harvardy saat dihubungi Bisnis, dikutip pada Kamis (1/2/2024).
Harvardy menuturkan bahwa mekanisme penjualan aset dan tanah bangunan Wanaartha Life itu rencananya akan dilakukan melalui tahap pelelangan.
“Yang pasti property agent itu memasarkan, nanti eksekusi penjualannya. Kami sih maunya lewat lelang, ya, biar fair gitu biar terbuka, jadi enggak ada yang ditutup-tutupi supaya tidak ada persepsi yang negatif kepada tim likuidasi,” jelasnya.
Namun, Harvardy mengatakan bahwa tim likuidasi belum dapat memastikan penjualan aset tanah dan bangunan apakah bisa dilakukan segera. “Kami belum tahu apakah [aset tanah dan bangunan] bisa dicairkan dijual segera atau tidak, karena ada tahapan-tahapannya,” terangnya.
Pasalnya, lanjut dia, tim likuidasi Wanaartha Life tidak mau langsung bernegosiasi dengan calon pembeli, melainkan prosesnya tetap melalui lelang. “Jadi, kemungkinan sih untuk tanah dan bangunan enggak keburu kalau itu dilakukan di Februari nanti,” imbuhnya.
Sebelumnya, tim likuidasi Wanaartha Life menyampaikan adanya perubahan jumlah tagihan mencapai Rp12,78 triliun dari semula Rp11,18 triliun.
Perubahan tersebut disetujui berdasarkan verifikasi lanjutan yang dilakukan oleh tim likuidasi terhadap kewajiban PT WAL (DL) kepada para kreditor pemegang polis, yang mana telah dilaporkan dan didiskusikan dengan OJK serta dihadiri oleh perwakilan pemegang polis.
Rincian tagihan tersebut terdiri dari kreditor pemegang polis senilai Rp12,45 triliun, karyawan Rp9 miliar, kreditor lain Rp3,97 miliar, dan utang lainnya Rp318 miliar.
Jumlah tagihan tersebut lebih banyak dibandingkan dengan jumlah aset yang dimiliki PT WAL (DL) berdasarkan neraca sementara likuidasi (NSL) tertanggal 9 November 2023 yakni berjumlah Rp10,2 triliun, yang terdiri dari dana asuransi Rp2,94 triliun, dana perusahaan Rp2,19 triliun, aset bermasalah Rp4,9 triliun, dan aset tidak bermasalah Rp217 miliar.
Tim likuidasi Wanaartha Life juga membagikan rincian rencana penyelesaian dan pembagian hasil pemberesan aset likuidasi yang secara rinci dibagi berdasarkan tipe kreditor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel