Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi BRI Life (BRI Life), perusahaan asuransi jiwa pelat merah, telah membayarkan klaim dan manfaat kepada penegang polis senilai Rp5,59 triliun sepanjang 2023.
Direktur Operasional BRI Life Yossie William Iroth mengatakan angka pembayaran klaim dan manfaat BRI Life meningkat 10,59% dibandingkan realisasi pembayaran klaim pada periode yang sama 2022 yang mencapai Rp5,05 triliun.
Yossie menuturkan bahwa peningkatan klaim dan manfaat BRI Life sepanjang 2023 terjadi pada setiap kanal. Perinciannya, kanal distribusi meningkat 4,17% dan kanal in branch naik 23,99%.
Selain itu, BRI Life juga mencatat klaim dari kanal corporate meningkat sebesar 15,96%. Klaim kanal alternate dan agency terkoreksi masing-masing sebesar 12,51% dan 22,04% pada tahun lalu.
“Sementara klaim terbesar yang dibayarkan adalah klaim meninggal dunia dari kanal distribusi asuransi jiwa kredit,” kata Yossie dalam keterangan tertulis, Kamis (1/2/2024).
Lebih lanjut, Yossie menyatakan bahwa BRI Life terus berupaya dalam mengoptimalkan waktu pembayaran klaim dan manfaat sesegera mungkin.
Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) itu mencatat realisasi Service Level Agreement (SLA) pembayaran klaim dan manfaat mencapai 98%.
Yossie menjelaskan klaim dan manfaat telah dapat dibayarkan kepada nasabah dalam waktu maksimal 5 hari kerja untuk produk tradisional dan 9 hari kerja untuk produk unit-linked. Sedangkan untuk asuransi mikro klaim telah dibayarkan dalam waktu maksimal 3 hari kerja.
“Pembayaran klaim dan manfaat yang tepat waktu ini dijanjikan oleh BRI Life kepada nasabah dengan catatan klaim yang diajukan clear case atau tidak memerlukan investigasi dan kelengkapan dokumen yang disubmit telah sesuai dengan prosedur,” ungkapnya.
Dia menjelaskan bahwa pembayaran kami dan manfaat yang tepat waktu ini menjadi bukti komitmen BRI Life untuk senantiasa memberikan manfaat yang terbaik dan pemenuhan janji kepada nasabah.
Sebelumnya, Plt Direktur Utama BRI Life I Dewa Gede Agung mengatakan pada tahun 2023, BRI Life memperbaiki komposisi portofolio dari unit-linked ke produk tradisional.
“Yang kami rasa lebih cocok dengan sebagian besar customer based BRI,” ujar Dewa kepada Bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel