The Fed Tahan Suku Bunga, Harga Minyak Melemah

Bisnis.com,01 Feb 2024, 02:45 WIB
Penulis: Jessica Gabriela Soehandoko
Pompa angguk di ladang minyak dan gas/Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga minyak mentah bergerak melawan arah ke zona merah setelah sempat reli ke level Oktober 2023. Pelemahan harga minyak ini beriringan dengan pernyataan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,25%-5,5%.

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (1/2/2024) pukul 02.38 WIB dini hari, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Maret 2024 melemah -0,2,62% ke level US$75,78 per barel. Harga minyak Brent, sebagai patokan global, pada kontrak Maret 2024 juga melemah -1,39% ke posisi US$81,72 per barel.

Selain kebijakan mempertahankan suku bunga tinggi yang diambil The Fed, pasar juga sedang menunggu tanggapan Amerika Serikat (AS) atas serangan yang menewaskan tentaranya.

“Semua perhatian tertuju pada langkah Biden selanjutnya dan itu kemungkinan akan menentukan arah pasar,” jelas analis komoditas senior di SI Securities Corp yang berbasis di Seoul, Will Sungchil Yun.

Presiden Joe Biden mengatakan bahwa ia telah membuat keputusan dalam menanggapi hal tersebut tanpa menjelaskan lebih lanjut. Biden menambahkan bahwa Iran bertanggung jawab dalam menyediakan persenjataan yang digunakan dalam serangan tersebut.

Adapun, Teheran membantah terlibat dalam serangan ‘mematikan’ tersebut, dan berjanji akan membalas setiap serangan dari Paman Sam terhadap wilayah atau asetnya di luar negeri. 

Anggota parlemen AS juga telah menekan Biden untuk membalas serangan tersebut, yakni serangan musuh pertama sejak perang Israel-Hamas pada Oktober 2023. 

Terdapat tantangan juga bagi presiden dalam menunjukkan ketangguhan tanpa memicu lonjakan harga minyak pada tahun pemilu.

Dengan meningkatnya serangan di Laut Merah, harga komoditas minyak mentah pada Januari 2024 telah lebih tinggi. Namun, pasokan yang kuat dan kekhawatiran permintaan dari China masih membatasi kenaikan tersebut. 

Investor juga akan mengamati data Administrasi Informasi Energi (EIA) pada Rabu malam waktu setempat (31/1) untuk melihat gambaran mingguan produksi dan stok minyak mentah Paman Sam. Data industri juga menunjukan persediaan yang menyusut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini