Harga Gabah Tinggi, Nilai Tukar Petani Januari 2024 Ikut Terkerek

Bisnis.com,01 Feb 2024, 13:05 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Petani beraktivitas di lahan persawahan di kawasan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (17/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai tukar petani atau NTP pada Januari 2024 sebesar 118,27. Angka tersebut meningkat 0,43% dibandingkan Desember 2023.

Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menyampaikan, naiknya NTP terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani atau It naik sebesar 0,69%.

“Ini lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani [Ib], yang mengalami kenaikan 0,62%,” kata Amalia dalam Rilis BPS, Kamis (1/2/2024).

BPS mencatat empat komoditas yang dominan memengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah gabah, jagung, tomat, dan karet.

Jika melihat subsektornya, peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan. Amalia mengungkapkan, NTP tanaman pangan naik 1,66%. 

“Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 1,92%, lebih besar dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mengalami kenaikan 0,25%,” ujarnya.

Adapun, komoditas yang dominan memengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani pada subsektor ini adalah gabah, jagung, dan ketela pohon.

BPS mencatat rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada Januari 2024 sebesar Rp6.925 per kilogram atau naik sebesar 2,97% month-to-month (mtm). Pada bulan sebelumnya, harga GKP tercatat sebesar Rp6.725 per kilogram.

“Gabah kering giling [GKG] juga naik sebesar 4,85% mtm dan naik 24,52% secara yoy,” ungkap Amalia.

Dengan kenaikan sebesar 4,85%, harga GKG di tingkat petani tercatat menjadi Rp8.095 per kilogram pada Januari 2024. Sebelumnya, harga GKG dilaporkan sebesar Rp7.721 per kilogram pada Desember 2023.

Sementara itu, penurunan NTP terdalam terjadi pada hortikultura. BPS melaporkan NTP hortikultura turun 4,47% karena indeks harga yang diterima petani turun 4,14%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan 0,35%.

Komoditas yang memengaruhi penurunan indeks harga yang dibayar petani, yaitu cabai rawit dan cabai merah.

Di sisi lain, BPS melaporkan nilai tukar usaha petani (NTUP) pada Januari mencapai 120,03. Angka tersebut naik 0,28% dibandingkan Desember 2023.

Amalia menuturkan, kenaikan NTUP ini didorong oleh indeks harga yang diterima petani naik 0,69%, lebih tinggi dari indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang mengalami kenaikan 0,41%.

Jika melihat subsektornya, peningkatan NTUP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan, di mana NTUP tanaman pangan naik 1,41%. Sementara itu, penurunan NTUP terdalam terjadi pada hortikultura. Dia mengatakan, NTUP subsektor hortikultura turun 4,54%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini